Ketika Kamu Patah Hati

Patah hati
Ilustrasi ( Foto: Instagram @lautansepi).

Tentangpuan.com – Patah hati adalah hal yang lumrah terjadi dalam hidup ini. Hampir semua manusia pernah merasakan patah hati. Patah hati bisa disebabkan berbagai faktor. Dikhianati teman, ditinggalkan orang terkasih atau apa saja yang membuat suasana hatimu berubah menjadi buruk.

Suasana hati yang tidak menentu membuat dirimu bahkan bisa menangis hingga berhari-hari. Bisa tidak tidur, atau kehilangan nafsu makan. Semua kondisi ini ternyata bisa dijelaskan dari sudut pandang ilmiah.

Ketika kita jatuh cinta, otak mengeluarkan hormon kebahagiaan, seperti dopamin dan oksitosin. Namun, ketika patah hati, otak mengeluarkan hormon yang berbeda, yaitu cortisol dan epinephrine. Apa efek dari hormon-hormon tersebut?

Terlalu banyak cortisol dapat menyebabkan otot membengkak, sakit kepala, leher kaku dan dada sesak, terang laman Hey Sigmund. Selain itu, masalah lain dapat terjadi, seperti kram perut, diare, masalah tidur hingga kehilangan nafsu makan.

Tak hanya itu, patah hati juga bisa menyebabkan kematian. Dalam beberapa kasus, patah hati memicu stres dan dapat menyebabkan kerusakan fisik pada jantung, seperti yang dikutip dalam laman NBC News. Ini dikenal juga dengan sebutan takotsubo cardiomyophaty atau broken heart syndrome.

Sejarahnya, sindrom ini pertama kali diketahui di Jepang pada tahun 1990. Cardiomyophaty membuat otot jantung melemah, namun di sisi lain dapat menyebabkan pembengkakan jantung dan kontraksi otot jantung yang lebih kuat.

Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk coba berfikir bahwa, patah hati hanyalah masalah sepele. Tidak ada yang istimewa dengan patah hati, sebab semua orang juga merasakannya. Jadi, bersiaplah menghadapi semua tantangan yang mungkin akan membuat kamu patah hati. Percayalah, waktu selalu punya cara untuk menyembuhkan patah hatimu.

Leave a Reply

Your email address will not be published.