Childfree, Bentuk Lain dari Menghargai Kesempatan Perempuan

Perempuan Bebas
Ilustrasi, (Foto: Pixabay).

TENTANGPUAN.COM —Saat ini sosial media tengah diramaikan dengan pembahasan seputar Childfree. Childfree mulai disuarakan oleh perempuan-perempuan di Indonesia. Istilah childfree memang bukanlah hal baru, namun masih menjadi sangat tabu dibahas di Indonesia karena adanya asas culture atau budaya yang masih kental.

Istilah childfree sendiri sudah ada sejak akhir abad ke 20 yang pertama kali disuarakan oleh St. Augustine sebagai pengikut kepercayaan Moniisme. St. Agustine mengungkapkan bahwa ia percaya membuat anak adalah suatu sikap tidak bermoral, dan dengan demikian (sesuai sistem kepercayaannya) menjebak jiwa-jiwa dalam tubuh yang tidak kekal.

Gita Savitri Davi seorang influencer pun baru-baru ini mengunggah beberapa penejelasan mereka soal pilihan childfree di akun Q&A diinstagram.

Sebelumnya ia dan suaminya Paul pernah mengunggah video di kanal youTube pada 28 Februari 2020,diaman ia mengungkapkan bahwa mereka sudah menyepakati tidak akan memiliki anak.

“ Iya kita nggak ada rencana punya anak, Gue ngga pernah berkeinginan pengen jadi Ibu. Terus, gue merasa tidak berkewajiban untuk bearing a child, terus gue engga merasa harus punya anak untuk entertaining myself. Kita tidak menemukan alasan kita harus bearing a child, we’re happy, I feel fulfilled,” ungkapnya dalam video tersebut.

Childfree berbeda dengan childless yang memang tidak bisa memiliki anak. Sebab, childfree adalah sebuah pilihan yang sadar dibuat untuk tidak mau memiliki anak. Dan hal tersebut sangat lumrah, karena pada dasarnya perempuan juga memiliki hak yang sama dengan manusia lain terhadap pilihan hidup mereka. Setiap perempuan berhak menentukan hidup mereka tanpa ada paksaan atau otoriter dari orang lain.

Dari hal tersebut, sudah selayaknya kita memberikan kesempatan kepada setiap perempuan untuk memutuskan jalan hidup mereka, dengan terus memberikan dukungan penuh sebagai pasangan atau orang terdekat. Karena ada atau tidaknya seorang anak tidak akan menentukan kodrat perempuan sebagai makhluk utuh.

Penulis: Wulandari Mamonto

Leave a Reply

Your email address will not be published.