I Love Bolaang Mongondow Raya

/
Deasy Makalalag
Deasy Makalalag, (Foto: facebook).

Tentangpuan.com – Kali ini saya akan menulis tentang betapa kayanya Bolaang Mongondow Raya dilihat dari konsep Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup. Menurut UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH).

Pengertian Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, mahluk hidup lain dan keseimbangan antara keduanya. Sedangkan Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya. Jadi disini kita bukan hanya bicara manusia tapi mahluk lainnya juga ya. Dalam UU PPLH juga mengamanatkan bahwa Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup (D3TLH) dijadikan acuan untuk pemanfaatan sumber daya alam.


Saya akan membahasnya melalui Penetapan Wilayah Ekoregion. Definisi ekoregion menurut UU PPLH adalah wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup sehingga penetapan wilayah ekoregion tidak berdasarkan pada batas wilayah administrasi.


Ekoregion Pulau merupakan wilayah ekoregion disetiap pulau besar yang ada di wilayah NKRI, yang terdiri dari Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Papua. Ekoregion ini memiliki karakter lahan berbeda-beda sesuai dengan letak geografi dan genesis proses pembentukannya.Ekoregion di Sulawesi berbeda dengan ekoregion di Kalimantan, begitu juga sebaliknya dengan wilayah ekoregion yang lain. Ekoregion di Sulawesi sebagian besar merupakan perbukitan dan pegunungan vulkanik, di bagian utara pegunungan vulkaniknya masih banyak yang berada di kawasan gunung berapi aktif sedangkan di bagian selatan sebaliknya, banyak gunung berapi yang telah mati.

LUAS WILAYAH BOLAANG MONGONDOW RAYA
Luas Wilayah Bolaang Mongondow Raya di Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan Buku Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup (D3TLH) Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2018 adalah seluas 797.906,52843 Ha atau 54,9 % dari total luas wilayah Provinsi Sulawesi Utara. Rinciannya untuk masing Kab/Kota BMR adalah sebagai berikut :
Kab. Bolaang Mongondow : 326.832,7668 Ha atau 22,5% total luas wilayah Sulut.
Kab. Bolaang Mongondow Utara : 194.927,55 Ha atau 13,4% total luas wilayah Sulut.
Kab. Bolaang Mongondow Selatan : 179.361,01 Ha atau 12,3% total luas wilayah Sulut.
Kab. Bolaang Mongondow Timur : 85.899,35 Ha atau 5,91% total luas wilayah Sulut.
Kota Kotamobagu : 10.885,85163 Ha atau 0,74% total luas wilayah Sulut.


TIPE EKOREGION
Berdasarkan Buku Deskripsi Peta Ekoregion Pulau/Kepulauan Kementerian Lingkungan Hidup Tahun 2013, ekoregion yang dominan di Provinsi Sulawesi Utara adalah Pegunungan Struktural Sulawesi. Setiap ekoregion per pulau yang telah didelineasi diberi nama berdasarkan nama-nama geografi (orientasi geografi, nama pulau, nama gunung, dll). Tipe Ekoregion yang paling dominan di BMR adalah Ekoregion Kompleks Pegunungan Struktural Lore Lindu – Bogani Nani Wartabone, dengan rincian sebagai berikut (minus Bolsel karena tidak ada datanya dalam Buku D3TLH Kab. Bolaang Mongondow Selatan, Tahun 2020):
Kab. Bolaang Mongondow : 251.748,6566 ha atau 77 % total luas wilayah Bolmong.
Kab. Bolaang Mongondow Utara : 154.177,67 ha atau 79 % total luas wilayah Bolmut.
Kab. Bolaang Mongondow Timur : 58.285,74 ha atau 67,8 % total luas wilayah Boltim.
Kota Kotamobagu : 3.308,171907 ha atau 30,3 % total luas wilayah KK.


BENTANG LAHAN
Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan tipe bentang lahan memiliki 23 tipe bentang lahan, dua diantaranya yang terluas yaitu Bentang Lahan Pegunungan Vulkanik Beramaterial Batuan Beku Luar dan Perbukitan Vulaknik Bermaterial Batuan Beku Luar seluas 818.041,06 ha atau 56,33 % dari total luas wilayah Sulawesi Utara. Untuk BMR luasan tipe bentang lahan ini adalah seluas 558.650,693 ha atau 38,4% dari total luasan di Provinsi Sulawesi Utara atau 68,2 % total luasan tipe bentang lahan ini. Rincian tipe bentang lahan tipe ini di BMR adalah sebagai berikut :
Kab. Bolaang Mongondow : 234.843,82 ha atau 71,8% total luas wilayah Bolmong.
Kab. Bolaang Mongondow Utara : 91.603,05 ha atau 47% total luas wilayah Bolmut.
Kab. Bolaang Mongondow Selatan : 162.779,649 ha atau 90,75% dari total luas wilayah Bolsel.
Kab. Bolaang Mongondow Timur : 67.180,39 ha atau 78,2% dari total luas wilayah Boltim.
Kota Kotamobagu : 2.244,054 ha atau 20,6% total luas wilayah KK.
Definisi operasional dari :
Bentang Lahan Pegunungan Vulkanik Bermaterial Batuan Beku Luar : Bentuk lahan ini merupakan kerucut vulkanik (vulkanic cone) yang mempunyai relief pegunungan dan memiliki lereng bervariasi dari terjal hingga miring dan landai. Bentuk lahan ini sebagian besar tersusun atas batuan beku luar dari aliran-aliran lava di lapisan permukaan. Material tersebut adalah hasil dari aktifitas gunung api dari awal hingga akhir dan membentuk gunung api stratovulkano.
Bentang Lahan Perbukitan Vulkanik Bermaterial Batuan Beku Luar : Bentuk lahan ini berupa bukit berbentuk kubah, mempunyai lereng bervariasi dari sangat mirin hingga agak miring dimana permukaannya tersusun secara dominan dari batuan beku luar (aliran lava). Lava yang muncul dari proses vulkanik ini pada umumnya bersifat effusif (tidak eksplosif).


VEGETASI ALAMI
Tipe vegetasi alami di Provinsi Sulawesi Utara di dominasi oleh tipe vegetasi hutan pamah monsun malar hijau, yaitu seluas 37,02% dari total luas wilayah Provinsi Sulawesi Utara atau 537.608,0322 ha. Untuk wilayah BMR tipe vegetasi ini seluas 53,2 % (minus Bolsel karena tidak ada datanya dalam Buku D3TLH Kab. Bolaang Mongondow Selatan, Tahun 2020) dari total luas vegetasi hutan pamah monsun di Provinsi Sulawesi Utara. Rincian vegetasi ini untuk BMR adalah sebagai berikut ;
Kab. Bolaang Mongondow : 188.059,2182 ha atau 51,5% total luas wilayah Bolmong.
Kab. Bolaang Mongondow Utara : 49.773,44 ha atau 25,53 % total luas wilayah Bolmut.
Kab. Bolaang Mongondow Timur : 40.668,37 ha atau 47,34 % total luas wilayah Boltim.
Kota Kotamobagu : 7.716,55 ha atau 70,8% dari total luas wilayah KK.
Vegetasi hutan pamah monsun malar hijau definisi operasionalnya adalah vegetasi dengan komunitas hutan yang tumbuh dan berkembang pada lahan kering pamah pada wilayah yang beriklim monsun dengan karakteristik hutan-hutan yang selalu hijau atau malar hijau meskipun pada musim kemarau yang kering. Struktur dan komposisi floristik hutan tersebut mirip seperti hutan hujan meskipun perawakannya lebih kecil dan stratifikasi pohon tidak terlalu kompleks.

PENUTUPAN LAHAN
Luas dan presentase penutupan lahan di Provinsi Sulawesi Utara didominasi oleh Hutan Rimba seluas 621.693,4121 ha atau 42,81%. Total keseluran penutupan lahan Hutan Rimba di BMR adalah seluas 483.081,338 ha atau 77,7 % dari total luas penutupan lahan Hutan Rimba di Provinsi Sulawesi Utara. Untuk luasan BMR sendiri adalah seluas 60,5% dari total luas BMR. Rincian penutupan lahan Hutan Rimba di BMR yaitu :
Kab. Bolaang Mongondow : 209.611,7628 atau 64,1 % dari total luas wilayah Bolmong.
Kab. Bolaang Mongondow Utara : 88.457,97 atau 45,38 % dari total luas wilayah Bolmut.
Kab. Bolaang Mongondow Timur : 47.019,72 atau 54,74 % dari total luas wilayah Boltim.
Kab. Bolaang Mongondow Selatan : 136.562,111 atau 76,1 % dari total luas wilayah Bolsel.
Kota Kotamobagu : 1.339,778 atau 12,3% total luas wilayah KK.


STATUS D3TLH PENYEDIA PANGAN DAN AIR DI BMR
Status Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup menggambarkan perbandingan antara ketersediaan yang disajikan dari pelayanan jasa ekosistem di dalamnya dan kebutuhan masyarakat terhadap indikator pangan dan air.
Untuk Status D3TLH Penyedia Pangan yang sudah terlampaui di BMR adalah sebagai berikut :
Kab.Bolaang Mongondow : 18.969,42 ha atau 5,8% total luas wilayah Bolmong diantaranya berada di Kecamatan Bolaang Timur, Dumoga Tengah, Dumoga Timur, Dumoga Utara, Passi Barat dan Passi Timur.
Kab.Bolaang Mongondow Utara : 17.360,67 ha atau 8,9% dari total luas wilayah Bolmut, diantaranya berada di Kecamatan Kaidipang dan Pinogaluman.
Kab.Bolaang Mongondow Selatan : 28.603 ha atau 15,9%, diantaranya berada di Kecamatan Posigadan, Tomini, Helumo, Pinolosian dan Pinolosian Tengah.
Kab.Kabupaten Bolaang Mongondow Timur : 997,71 ha atau 1,1 % yang berada di Kecamatan Modayag Barat.
Kota Kotamobagu : 5.313,11 atau 48,8% yang berada di wilayah Kec. Kotamobagu Utara, Kotamobagu Timur, Kotamobagu Selatan dan Kotamobagu Barat.
Status D3TLH Penyedia pangan memberikan gambaran yang mempertemukan antara ketersediaan (supply) dan kebutuhan (demand). Penentuan kapasitas terlampaui atau tidak terlampaui daya dukung daya tampung penyedia pangan diukur oleh angka ambang batas penduduk.

Untuk Status D3TLH Penyedia Air yang sudah terlampaui di BMR adalah sebagai berikut:
Kab.Bolaang Mongondow : 12.203 ha atau 3,7% dari total wilayah Bomong, diantaranya berada di Kecamatan Dumoga Tengah, Dumoga Tenggara dan Dumoga Timur
Kab.Bolaang Mongondow Utara : Belum ada.
Kab.Bolaang Mongondow Selatan : Belum ada.
Kab.Bolaang Mongondow Timur : Belum ada.
Kota Kotamobagu : 4.676,67 atau 42,9 % dari total wilayah KK, diantaranya Kec. Kotamobagu Utara, Kotamobagu Timur, Kotamobagu Selatan dan Kotamobagu Barat.
Status D3TLH Penyedia Air memberikan gambaran ketersediaan air melalui jumlah debit air permukaan pada kebutuhan air untuk lahan dan domestik serta sebaran penduduk.

SUMBER DAYA MINERAL (TAMBANG)
Dalam mengoperasionalisasi konsep D3TLH yang telah disepakati oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Forum Koordinasi Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) seluruh Indonesia adalah mengacu pada Klasifikasi Millenium Assesment (MEA) Tahun 2005.
Jasa ekosistem adalah manfaat yang diperoleh manusia dari suatu ekosistem, makin tinggi ekosistem di suatu kawasan berarti makin tinggi daya dukung kawasan tersebut. Klasifikasi Jasa Ekosistem terbagi atas Fungsi Penyediaan, Fungsi Pengaturan dan Fungsi Pendukung.


Karakteristik dari Pegunungan Struktural Ekoregion Pulau Sulawesi untuk parameter geologi yang tersusun dari batuan sedimen dan batuan beku yang tersebar di wilayah pegunungan pada zona tektonik busur luar dan cincin api, dimana Jasa Ekosistem Fungsi Penyediaan yaitu berupa Sumber Daya Mineral (Tambang).
Tipe ekoregion di Pulau di Indonesia dengan parameter geologi ini adalah :
Ekoregion Kepulauan Bali – Nusa Tenggara : Terdapat di bagian Selatan Pulau Lombok, bagian Barat, Tengah, Timur dan Selatan Pulau Sumbawa, bagian Timur, Tengah dan Utara Pulau Flores, serta bagian Tengah dan Selatan Pulau Sumba.
Ekoregion Pulau Sulawesi : Tersebar hampir di seluruh Pulau Sulawesi, secara umum tersebar di Pegunungan Tengah Pulau Sulawesi.
Ekoregion Kepulauan Maluku : Memanjang di Pulau Halmahera dan Pulau Taliabu serta hampir seluruh bagian tengah Pulau Halmahera, bagian Selatan dan hampir seluruh bagian tengah Pulau Bacan, bagian Barat dan Selatan hampir seluruh bagian tengah Pulau Obi, bagian Utara Pulau Sanana, bagian Tengah dan Utara serta hampir seluruh bagian tengah Pulau Buru, bagian Barat dan sebagian Pulau Seram dan bagian Barat Pulau Kai Besar, bagian Timur Pulau Yamdena dan beberapa pulau kecil.
Ekoregion Pulau Papua : Bagian Tengah dan Utara Pulau Papua, bagian Tengah, Utara dan Selatan Pulau Misol, bagian Tengah dan Utara Pulau Salawati, bagian Timur dan Utara Pulau Waigeo, bagian Selatan Pulau Numfor, bagian Tengah Pulau Biak, bagian Utara Pulau Yapen.
Berdasarkan data dari Deskripsi Peta Ekoregion Pulau Kepulauan, maka tidak heran kalau Bolaang Mongondow Raya merupakan daerah yang kaya akan mineral logam. Dari kajian ini potensi sumber daya mineral logam tersebar di wilayah BMR, diantaranya :
Kab. Bolaang Mongondow : tersebar di semua kecamatan
Kab. Bolaang Mongondow Utara : tersebar di semua kecamatan
Kab. Bolaang Mongondow Selatan : tersebar di semua kecamatan
Kab. Bolaang Mongondow Timur : 7 Kecamatan kecuali Kec. Mooat
Kota Kotamobagu : tersebar di wilayah Kotamobagu Selatan dan sebagian kecil di wilayah Kotamobagu Timur.

Kaya bukan Bolaang Mongondow Raya ?
Di tulisan berikut saya akan membahas beberapa jasa ekosistem yang sangat berperan penting dalam pengelolaan lingkungan hidup di BMR, diantaranya adalah Jasa Ekosistem Penyedia Pangan dan Air, Jasa Ekosistem Pengatur Mitigasi Banjir dan Longsor serta Jasa Ekosistem Pengatur Air.

Sukur Moanto (Terima Kasih).

Sumber Tulisan :
Deskripsi Peta Ekoregion Pulau/Kepulauan, Kementerian Lingkungan Hidup. 2013.
Buku Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Utara, Dinas Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Utara. 2018.
Dokumen Data Dan Informasi Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. 2019.
Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Indikatif Ekoregion Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. 2019.
Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Kabupaten Bolaang Mongondow, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bolaang Mongondow. 2019.
Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. 2020

Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Kota Kotamobagu, Dinas Lingkungan Hidup Kota Kotamobagu. 2020.

Leave a Reply

Your email address will not be published.