TENTANGPUAN.com – Lokatana #4 kembali digelar di Kai Meya, Tomohon, menghadirkan pengalaman dining-theater yang menempatkan kuliner Minahasa sebagai inti perjalanan sensorial bertema “Gema Rasa.”
Inisiatif budaya yang digagas Yayasan Masarang dan PT KAI MEYA INDONESIA ini memadukan seni, teater, dan sajian khas daerah sebagai cara untuk merayakan sekaligus merefleksikan hubungan manusia dengan alam.
Melalui tema “Gema Rasa,” Lokatana menonjolkan bumbu dan citarasa Minahasa sebagai elemen utama yang menghubungkan memori, tradisi, dan identitas kultural.
Hidangan-hidangan khas dirangkai dalam alur penceritaan artistik yang membuat pengalaman kuliner bukan hanya dinikmati, tetapi juga dipahami maknanya.

Co-founder Lokatana yang juga pemilik KAI Meya, Carlina Tatiana, menegaskan bahwa perhelatan ini membawa misi edukasi kuliner.
“Tujuan event ini lebih mengedukasi masyarakat tentang budaya bumbu Minahasa lebih dikenal luas dan juga budaya makanan yang biasanya dipakai untuk satwa liar yang sudah dilarang bisa digantikan dengan makanan yang bisa dikonsumsi secara umum dengan bumbu Minahasa,” jelasnya, Sabtu malam, (22/11/2025).
Selain memperkenalkan kekayaan bumbu lokal, Lokatana #4 menjadi ruang kolaborasi antara seniman, koki, komunitas kreatif, dan UMKM lokal.
Perpaduan antara pertunjukan teater, musik, dan penyajian hidangan memberi pengalaman baru bagi para pengunjung.
Pembina Yayasan Masarang, Jhon Tasirin, turut mengapresiasi antusiasme masyarakat yang hadir.
“Sangat senang dengan antusias peserta yang datang di kegiatan tersebut, dan memilih jadi tamu untuk menikmati sajian yang dibalut dengan teater untuk mengenalkan semua menu yang disediakan,” ujarnya.
Sebagai inisiatif yang berakar pada kesadaran ekologis, Lokatana terus mendorong masyarakat memahami hubungan antara makanan, budaya, dan keberlanjutan.
Melalui pendekatan sensorial dan naratif, Lokatana #4 menegaskan bahwa kuliner Minahasa bukan sekadar cita rasa, tetapi juga cermin hubungan manusia dengan alam dan sejarahnya.
Peliput: Tonny Rarung

