TENTANGPUAN.com – Inflasi yang ditandai dengan kenaikan harga barang dan jasa secara berkelanjutan berdampak luas pada berbagai lapisan masyarakat, terutama perempuan dan anak-anak, khususnya di keluarga berpenghasilan rendah.
Ketika harga kebutuhan pokok meningkat, perempuan dan anak-anak sering kali harus menanggung beban tambahan yang berpengaruh langsung pada kesejahteraan, pendidikan, dan kesehatan mereka.
Perempuan yang menjadi kepala keluarga atau pencari nafkah utama menghadapi tekanan ekonomi yang semakin besar ketika inflasi naik. Mereka yang bekerja di sektor informal, seperti buruh, pekerja rumah tangga, atau pedagang kecil, sering kali tidak mendapatkan kenaikan upah yang sebanding dengan kenaikan harga barang.
Hal ini menyebabkan pendapatan mereka tidak mencukupi untuk kebutuhan dasar seperti makanan, transportasi, dan kebutuhan anak. Di tengah keterbatasan anggaran, perempuan sering kali harus mengorbankan kebutuhan mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Banyak dari mereka yang akhirnya mencari pekerjaan tambahan atau memulai usaha kecil-kecilan untuk menutupi kekurangan, yang tentu memperberat beban waktu dan tenaga.
Ketika harga makanan melonjak, anak-anak juga terkena dampaknya. Dengan penghasilan yang terbatas, keluarga berpenghasilan rendah terpaksa mengurangi asupan gizi yang penting untuk kesehatan anak. Kondisi ini dapat memengaruhi pertumbuhan fisik dan kognitif mereka, terutama pada usia pertumbuhan penting. Perempuan sering kali terpaksa mengubah pola makan keluarga, memilih makanan yang lebih murah namun kurang bergizi. Kurangnya akses pada gizi seimbang dapat menyebabkan anak-anak mengalami masalah kesehatan seperti stunting atau kekurangan berat badan, yang berdampak pada kesehatan dan kecerdasan mereka di masa depan.
Inflasi juga mengurangi akses terhadap pendidikan anak-anak. Kenaikan harga kebutuhan pendidikan seperti buku, seragam, dan biaya transportasi membuat banyak keluarga harus mengurangi alokasi dana pendidikan, bahkan ada yang terpaksa mengeluarkan anak dari sekolah. Dalam beberapa kasus, anak perempuan cenderung lebih rentan dikeluarkan dari sekolah dibandingkan anak laki-laki. Hal ini memaksa perempuan yang menjadi ibu atau kepala keluarga membuat pilihan sulit antara kebutuhan dasar dan pendidikan anak, yang memperpanjang siklus kemiskinan di masa depan.
Perempuan juga sering kali harus menjadi penyangga utama dalam menjaga keseimbangan emosional di rumah dalam situasi ekonomi yang menantang. Mereka harus menanggung beban psikologis yang besar, dengan pengeluaran yang semakin ketat demi mencukupi kebutuhan keluarga. Sementara itu, anak-anak yang merasakan ketidakstabilan ekonomi di rumah juga bisa mengalami tekanan mental yang memengaruhi perkembangan mereka. Beban mental dan fisik ini dapat berdampak pada kesehatan perempuan dan mengganggu kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
Inflasi turut membatasi peluang pemberdayaan ekonomi perempuan. Ketika harga bahan baku naik, perempuan yang memiliki usaha kecil sering kali harus menaikkan harga produk atau menanggung kerugian. Hal ini membuat banyak perempuan kesulitan mempertahankan usaha mereka di tengah kenaikan biaya produksi, sehingga mengurangi peluang mereka untuk memberdayakan ekonomi keluarga.
Untuk mengurangi dampak inflasi pada perempuan dan anak, intervensi dari pemerintah dan masyarakat menjadi sangat penting. Pemberian bantuan sosial berupa subsidi pangan atau bantuan tunai akan meringankan beban ekonomi yang dialami oleh perempuan dan anak. Pemerintah dapat mengadakan pasar murah untuk kebutuhan pokok, terutama menjelang hari besar, guna menjaga akses perempuan terhadap bahan pangan terjangkau.
Selain itu, pelatihan keterampilan atau bantuan modal bagi perempuan dapat membantu mereka meningkatkan penghasilan di tengah tekanan inflasi. Program nutrisi tambahan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu juga perlu disediakan melalui kerja sama pemerintah dan sekolah, guna menjamin kebutuhan gizi mereka terpenuhi. Penting juga untuk mengampanyekan kesadaran gender dalam pendidikan agar keluarga tidak mengorbankan pendidikan anak perempuan pada masa krisis.
Inflasi memang tantangan besar bagi banyak keluarga, namun dengan intervensi yang tepat, dampaknya pada perempuan dan anak-anak dapat diminimalkan. Dengan kerja sama pemerintah dan masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung agar perempuan dan anak-anak dapat menghadapi krisis ini dengan lebih baik serta tetap memiliki kesempatan untuk berkembang.