Jadi penyebab Kematian Terbanyak Kedua Pada Anak, Begini Cara Penanganan Diare

Diare
Ilustrasi, (Foto: Pixabay).

TENTANGPUAN.COM – Banyak disepelekan, diare adalah penyakit yang serius terutama saat terjadi pada anak. Diare memang menjadi salah satu penyakit yang paling sering dialami anak-anak. Salah makan sedikit saja, kadang-kadang Si Kecil dapat langsung mengalami diare.

Diare adalah kondisi saat terjadi peningkatan frekuensi buang air besar atau perubahan bentuk tinja menjadi lebih berair dibandingkan biasanya. Jadi, saat Si Kecil menjadi lebih sering buang air besar (BAB) Anda lebih baik waspada.

Jangan menyepelekan diare pada anak ya. Sebab, diare tercatat sebagai penyebab kematian kedua terbanyak pada anak usia di bawah usia lima tahun.

Gejala diare pada anak

Gejala diare dapat ditandai dengan frekuensi BAB anak terjadi sebanyak tiga kali atau lebih, dalam sehari. Selain itu, lihat juga, apakah bentuk tinja jadi lebih berair dibandingkan biasanya atau tidak.

Penyebab diare pada anak

Penyebab diare dapat dibagi menjadi infeksi dan non-infeksi. Mayoritas penyebab diare adalah infeksi, baik oleh virus, bakteri, atau parasit. Namun, sebagian besar penyebab infeksi adalah virus.

Sementara, penyebab non-infeksi hanya meliputi sebagian kecil dari kasus diare, misalnya efek samping obat atau gangguan penyerapan saluran pencernaan.

Komplikasi diare pada anak

Kondisi yang harus diwaspadai pada diare adalah dehidrasi atau kekurangan cairan. Dalam kondisi ini, Anda perlu memantau tanda-tanda dehidrasi ya.

Apa saja? Berikut gejala dehidrasi yang perlu diwaspadai:

Kehausan
Mata tampak cekung
Bibir kering
Frekuensi buang air kecil berkurang.
Apabila terjadi dehidrasi berat, maka anak akan tampak lemas.

Penanganan diare pada anak

Nah, perlu Anda ingat bahwa penanganan diare pada anak tidak bertujuan untuk menghentikan atau memampatkan BAB. Tidak direkomendasikan memberi obat-obatan yang bertujuan menghentikan gerakan saluran cerna, dengan harapan dapat mengatasi diare. Sebab, hal itu malah dapat menyebabkan efek yang fatal.

Apabila anak mengalami diare, sebaiknya Anda memantau tanda-tanda dehidrasi. Berikan cairan dalam jumlah yang cukup agar Si Kecil tidak mengalami kekurangan cairan.

Pemberian ASI harus tetap dilakukan pada bayi atau anak yang masih menyusui. Selain itu, pemberian cairan rehidrasi oral atau oralit dapat dilakukan sesuai petunjuk dokter.

Penanganan diare pada anak di bawah satu tahun, tidak berbeda dengan anak-anak yang berusia di atasnya. Namun, risiko dehidrasi lebih tinggi pada usia bayi yang lebih muda. Maka, Anda perlu memperhatikan tanda-tanda dehidrasi dengan saksama ya.

Sumber: Haibunda.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.