TENTANGPUAN.COM – Terkenal pandai menyembunyikan perasaan, seorang wanita ternyata rentan mengalami depresi. Studi menunjukkan bahwa wanita dua hingga tiga kali lebih rentan mengalami depresi daripada pria. Selain itu, kecemasan, stres, dan serangan panik adalah beberapa topik yang paling sering dibahas, depresi adalah salah satu yang meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Sering kali, kata “depresi” terlalu sering digunakan dan disalahartikan sebagai kesedihan. Namun, kesedihan adalah respons emosional terhadap situasi eksternal. Itu hanya salah satu gejala depresi. Ketika seseorang meninggal, kita merasa sedih. Proses berduka berlangsung secara alami melalui waktu. Ada banyak alasan untuk merasa sedih di dunia ini. Lalu apa sebenarnya depresi itu dan bagaimana membedakannya dari kesedihan belaka?
Seperti disebutkan sebelumnya, kesedihan hanyalah gejala depresi. Ada gejala depresi lainnya yang sering dialami wanita, seperti:
- Kehilangan Minat Dalam Aktivitas
Orang yang depresi kehilangan minat pada hampir semua aktivitas, hampir setiap hari, bahkan aktivitas yang dulunya mereka nikmati sebelumnya. Ketika mereka bangun di pagi hari, mereka tidak duduk dan merencanakan dan menantikan hari itu. Memulai hari dan menjalani hari adalah sebuah usaha. Aktivitas apa pun tampak seperti tugas yang harus mereka selesaikan.
- Perasaan Tidak Berharga Dan/Atau Rasa Bersalah yang Berlebihan
Orang yang depresi akan merasa benar-benar tidak berharga dan kepercayaan diri mereka benar-benar hancur bahkan dalam insiden kecil. Mereka melihat diri mereka lebih rendah dan terlalu banyak membandingkan diri mereka dengan orang lain.
- Gangguan Dalam Pola Tidur Dan Kebiasaan Makan
Orang yang depresi, tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit. Mereka juga mengalami perubahan nafsu makan. Tidur dan makanan terkadang menjadi hal sekunder dalam hidup mereka. Dalam beberapa kasus, terlalu banyak makan dan terlalu banyak tidur bertindak sebagai pelarian dan mekanisme bertahan bagi mereka.
- Kurang Fokus
Kita semua kadang-kadang merasa tersesat dan mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian pada sesuatu, dari waktu ke waktu. Namun, orang yang mengalami depresi tiba-tiba mengalami kekurangan fokus, perhatian, konsentrasi, dan/atau ingatan. Mereka merasa lesu dan mengalami kehilangan energi juga. Mereka tidak merasa ingin melakukan apa-apa, seperti pergi keluar dengan teman, bersosialisasi, pergi bekerja.
- Pemikiran Selektif Dan Generalisasi Berlebihan
Dalam abstraksi selektif, orang tersebut secara selektif memperhatikan petunjuk yang salah sambil mengabaikan yang lain. Saat melakukan generalisasi berlebihan, seseorang gagal dalam satu tugas tertentu dan kemudian menggeneralisasi kegagalan itu dalam tugas lain juga.
- Pikiran Tentang Kematian Atau Sekarat
Ketika depresi menjadi terlalu parah karena orang tersebut tidak mendapatkan bantuan pada waktu yang tepat, beban dari semua pengalaman yang disebutkan di atas menjadi terlalu berat untuk ditangani, dan biasanya mengarah pada pikiran, rencana, dan tindakan untuk bunuh diri. Banyak orang mencari bantuan hanya ketika mereka telah mencapai tahap ini, dan di sini, pengobatan dan psikoterapi intensif diperlukan untuk mengeluarkan orang tersebut dari depresi.
Selalu lebih baik untuk menemui profesional kesehatan mental terlatih, menawarkan konseling, atau pengobatan sebagai solusi untuk masalah Anda.
Sumber: Womantalk.com