Tentangpuan.com – Tradisi Tuntul atau pasang lampu berlangsung semarak di Desa Otam Barat, Kecamatan Passi Barat. Tradisi yang biasa dilakukan pada malam ke 27 Ramadan ini kembali dilakukan setelah tahun sebelumnya tidak dilakukan karena pandemi.
Sarat penerapan protokol kesehatan (Prokes), pemuda desa Otam Barat menyulap lapangan desa menjadi terang benderang dengan menggunakan kurang lebih 2000 lampu botol. Hal tersebut Menarik pengunjung dari dalam dan luar desa, bahkan luar kabupaten.
Yang menarik, kunjungan ini dimanfaatkan pemuda dengan menjajakan kuliner tradisional khas Mongondow, Dondoyog.
Dondoyog adalah kuliner yang biasa dibuat pada bulan Ramadan dan dijadikan menu berbuka puasa. Kuliner ini berbahan dasar sagu, gula aren, santan, air dan kacang. Rasanya sangat enak, karena manis dan gurih.
“Dondoyog ini sudah kami buat turun temurun. Sengaja kami jajakan pada malam Tuntul, agar pengunjung bisa tahu bahwa di sini ada kuliner khas yang sayang dilewatkan,” kata Cicin Mokodompit, (21), Minggu, (09/05/2021).
Mahasiswi Universitas Negeri Gorontalo (UNG) ini menuturkan, sudah mulai membuat Dondoyog sejak berusia tujuh tahun.
“Awalnya yang membuat mamak. Saya hanya ikut-ikutan. Lama-lama saya sudah terbiasa membuat sendiri. Sebagai putra daerah, saya merasa turut bertanggungjawab dalam melestarikan kuliner ini,” ujar Cicin.
Senada, Sintia Claudia Hamim (17) mengatakan, senang bisa bersama pemuda pemudi desa turut menjajakan Dondoyog pada malam Tuntul. Meski diakuinya, ini merupakan kali pertama untuk dirinya, tetapi dirinya mengaku bangga bisa mengenalkan Dondoyog sebagai bentuk penghargaan terhadap buah kratifitas perempuan-perempuan pendulunya.
“Kan keren jika sebagai generasi muda kita masih bisa mengapresiasi karya perempuan-perempuan sebelum kita, para moyang kita. Dengan keterbatasan teknologi, mereka bisa menciptakan makanan sehat yang sangat enak seperti Dondoyog,” singkatnya.
