Pentingnya Berperspektif Korban dalam Pemberitaan, Terutama bagi Korban Anak

/
Ilustrasi
Ilustrasi, (Foto: Pixabay.com).

TENTANGPUAN.com – Dalam dunia jurnalistik dan penyampaian informasi, perspektif korban sering kali diabaikan, terutama ketika kasus yang diberitakan melibatkan anak-anak.

Padahal, pendekatan ini sangat penting untuk memastikan bahwa hak-hak korban tetap dihormati dan mereka tidak mengalami reviktimisasi.

Anak sebagai kelompok rentan memerlukan perlindungan ekstra dalam pemberitaan agar tidak semakin terpapar dampak negatif dari insiden yang mereka alami.

Melindungi Hak dan Martabat Anak

Setiap anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang aman, termasuk dalam ruang media.

Pemberitaan yang tidak berpihak pada korban, seperti menyebutkan identitas atau memberikan informasi yang dapat mengarah pada identifikasi anak, dapat memperburuk kondisi psikologis mereka.

Perspektif korban dalam pemberitaan memastikan bahwa anak tidak semakin terekspos dalam situasi yang dapat merugikan mereka lebih lanjut.

Menghindari Reviktimisasi

Reviktimisasi terjadi ketika korban kembali mengalami trauma akibat pemberitaan atau perlakuan publik terhadap kasusnya.

Dalam banyak kasus, anak yang menjadi korban kekerasan atau kejahatan lainnya sering kali mengalami tekanan sosial, perundungan, bahkan doxing setelah kisah mereka dipublikasikan secara tidak sensitif.

Oleh karena itu, pendekatan yang berperspektif korban berfungsi untuk mengurangi kemungkinan mereka mengalami trauma berulang.

Membantu Pemulihan Psikologis Korban

Perspektif korban tidak hanya bertujuan untuk melindungi identitas dan hak anak, tetapi juga berkontribusi terhadap proses pemulihan psikologis mereka.

Dengan pendekatan yang sensitif, media dapat membantu membangun empati publik dan memberikan dukungan moral bagi korban, alih-alih memperparah beban yang mereka tanggung.

Meningkatkan Kesadaran Publik yang Lebih Sehat

Media memiliki peran besar dalam membentuk opini publik. Jika pemberitaan dilakukan dengan perspektif korban, masyarakat akan lebih memahami dampak buruk dari perundungan, eksploitasi, dan penyebaran informasi pribadi anak secara tidak bertanggung jawab.

Hal ini juga dapat meningkatkan kepedulian serta mendorong kebijakan yang lebih berpihak kepada korban anak.

Peran Media dalam Menerapkan Perspektif Korban

Sebagai pilar demokrasi, media memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga melindungi mereka yang rentan. Beberapa langkah yang dapat diambil media untuk menerapkan perspektif korban dalam pemberitaan anak antara lain:

  1. Tidak menyebutkan identitas atau detail yang dapat mengarah pada identifikasi anak korban.
  2. Menggunakan bahasa yang empatik dan tidak menyalahkan korban.
  3. Menghindari eksploitasi tragedi korban untuk sensasi atau keuntungan komersial.
  4. Memberikan ruang bagi perspektif korban tanpa mengabaikan hak privasi mereka.

Dengan menerapkan pendekatan ini, media dapat berperan sebagai pelindung hak-hak anak dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan informasi yang lebih aman dan berkeadilan bagi semua pihak, terutama bagi anak-anak yang menjadi korban dalam suatu kejadian.