TENTANGPUAN.com – Lagu “Bangun Pemudi Pemuda” karya Alfred Simanjuntak telah menjadi salah satu lagu wajib nasional yang terus hidup di hati rakyat Indonesia. Di antara liriknya yang sederhana namun penuh makna, terdapat satu hal menarik yang sering dipertanyakan: mengapa lagu ini dimulai dengan kata “pemudi” sebelum “pemuda”? Ternyata, susunan kata ini bukan tanpa alasan, melainkan menyiratkan pesan kuat tentang peran perempuan dalam perjuangan dan pembangunan bangsa.
Sejarah dan Konteks di Balik Penciptaan Lagu
Lagu ini diciptakan pada tahun 1943, saat Indonesia berada di bawah penjajahan Jepang. Pada masa itu, semangat perlawanan dan kebangkitan nasional mulai menggeliat di seluruh pelosok negeri, dan para pemuda menjadi tulang punggung perjuangan. Di tengah situasi yang penuh tantangan, perempuan pun semakin terlibat dalam perjuangan, baik secara langsung di medan perang, dalam kegiatan pendidikan, maupun dalam membantu logistik perjuangan.
Alfred Simanjuntak, sang pencipta lagu, memahami bahwa pembangunan bangsa memerlukan keterlibatan penuh dari kedua gender, pria dan wanita. Menempatkan “pemudi” sebagai kata pembuka dalam lirik menunjukkan penghargaan dan kesadaran akan peran besar perempuan yang kerap kali tersingkirkan dalam narasi sejarah.
Lagu ini merupakan seruan agar tidak hanya pemuda, tetapi juga pemudi, bersama-sama terlibat dalam membangun dan membebaskan bangsa.
Pemudi sebagai Representasi Kesetaraan
Pada era 1940-an, gagasan kesetaraan gender belum menjadi wacana umum. Namun, dengan memulai lirik “Bangun Pemudi Pemuda” dengan kata “pemudi”, lagu ini secara tidak langsung menyuarakan semangat kesetaraan yang progresif. Dalam pandangan Alfred, pemuda dan pemudi memiliki kewajiban yang sama dalam memajukan negara. Hal ini juga merupakan bentuk pengakuan bahwa perempuan memiliki kapasitas yang setara dengan laki-laki dalam berbagai bidang kehidupan, dari pendidikan, politik, hingga sosial.
Di dalam lagu ini, susunan “pemudi” dan “pemuda” tidak hanya menyiratkan kesetaraan, tetapi juga dorongan bagi para perempuan Indonesia untuk bangkit dan turut serta dalam membangun negara. Saat itu, perempuan Indonesia telah menunjukkan kontribusi nyata dalam berbagai perjuangan, baik sebagai pendidik, aktivis, hingga peran-peran penting di komunitas lokal. Lagu ini adalah bentuk motivasi agar perempuan terus bangkit, berdaya, dan tidak ragu-ragu menunjukkan kemampuannya.
Perempuan dalam Kontribusi Sejarah Perjuangan Bangsa
Pada masa perjuangan kemerdekaan, perempuan memiliki peran yang signifikan, meski sering kali tak tercatat dalam sejarah secara rinci. Banyak perempuan yang tergabung dalam organisasi seperti Kongres Perempuan Indonesia, yang memperjuangkan hak-hak perempuan, pendidikan, dan kesetaraan. Tak hanya itu, tokoh-tokoh perempuan seperti Kartini, Dewi Sartika, hingga Rasuna Said, berjuang keras untuk meningkatkan taraf hidup dan pemikiran kaum perempuan di Indonesia. Semangat perjuangan inilah yang tercermin dalam susunan lirik “Bangun Pemudi Pemuda”.
Relevansi dalam Pembangunan Bangsa Saat Ini
Lagu ini masih sangat relevan di masa kini, terutama dalam menginspirasi pemudi dan pemuda Indonesia untuk bergandengan tangan menghadapi tantangan. Semangat yang disuarakan lagu ini mengingatkan bahwa bangsa yang maju adalah bangsa yang merangkul seluruh elemen masyarakatnya, tanpa memandang gender. Dengan tetap mempertahankan kata “pemudi” di awal, lagu ini menyampaikan pesan bahwa partisipasi perempuan sama pentingnya dalam membangun masa depan Indonesia.
Penempatan kata “pemudi” dalam lirik “Bangun Pemudi Pemuda” bukan sekadar susunan kata. Ini adalah simbol penghargaan, pengakuan, dan ajakan agar seluruh masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, bangkit bersama membangun bangsa yang lebih baik. Lagu ini adalah bentuk harapan bagi Indonesia agar terus menghargai peran dan kontribusi perempuan dalam segala aspek kehidupan, serta membangun semangat kesetaraan yang utuh.