TENTANGPUAN.COM – Pandemi membuat aktivitas pembelajaran jarak jauh atau sekolah online harus dijalani anak-anak usia sekolah. Meski membantu anak aman dari penularan virus COVID-19, aktivitas ini juga bisa memicu gangguan mata pada anak jika tidak dicegah salah satunya dengan pendampingan dari Bunda.
Dokter Spesialis Mata Anak, dr. Dian Estu SpM(K) menjelaskan anak-anak berisiko mengalami gangguan kelelahan mata hingga kelainan yang mengharuskannya menggunakan kacamata akibat aktivitas sekolah online di masa pandemi. Alasannya, tak lain dan tak bukan adalah paparan terhadap media digital yang menyita waktu anak-anak tanpa diimbangi kebiasaan yang baik.
“Apalagi di daerah perkotaan seperti di Jakarta ini, karena mungkin paparan terhadap media digital cukup banyak atau karena belajar yang sangat update dengan teknologi, gangguan untuk kasus penglihatan yang bisa ditangani dengan kacamata jadi banyak,” jelas dr Dian dalam Haibunda Live with ASUS OLED bertemakan ‘Menjaga Kesehatan Mata Anak Selama Belajar Daring’ yang disiarkan di Instagram Live @Haibundacom, Jumat (15/10/2021).
Ia mengatakan gangguan mata, terutama kondisi mata lelah pada anak yang mengakibatkan rasa capek dan tidak fokus sangat mungkin terjadi terutama di tengah aktivitas sekolah online ini. Kendati demikian, tidak semua anak bisa menjelaskan kondisi ini kepada Bunda atau orang tua sehingga Bunda perlu pintar-pintar memperhatikan dan mengobservasi anak untuk memantau kondisi mata mereka.
“Cara bilang anak lelah itu kan variatif, nggak semua anak bisa mendeskripsikan rasa lelah makin kecil juga makin susah. Kalau anaknya sudah besar mungkin bisa bilang sudah lelah,” imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, dr Dian pun berbagi kiat untuk bantu mencegah rasa lelah dan gangguan lain pada mata anak selama sekolah online. Adapun cara ini sudah diberlakukan luas di seluruh dunia, yakni menerapkan metode 20-20-20.
“Setiap 20 menit itu kita dianjurkan beristirahat, break sendiri karena kan tidak selalu guru itu menatap anak satu-satu. tiap 20 menit bisa break selama 20 detik, ini fleksibel banget juga ya waktunya, lalu lihat sejauh mungkin. Misalnya dari lihat tablet/laptop, lalu lihat ke objek lain sebanyak mungkin melihat jauh, bisa ke outdoor atau objek lain di atas 20 cm itu sudah baik,” terang dr Dian.
Ia pun berpesan untuk bisa mengatur waktu sebaik mungkin agar dapat mencegah gangguan mata. Misalnya, beristirahat tepat waktu sehingga tubuh bisa memberikan waktu untuk mata beristirahat. Selain itu, ia pun mengingatkan agar Bunda dapat mendampingi anak menggunakan gadget untuk keperluan yang penting saja, misal untuk kebutuhan belajar dan membatasi paparan layar gadget pada anak untuk mengakses hiburan apalagi kalau sampai bikin ketagihan.
Untuk penggunaan gadget, dr Dian pun kembali mengingatkan para Bunda untuk menjaga jarak aman dalam menatap layar. Menurutnya, jarak yang cukup aman untuk menatap layar, sama seperti saat menatap buku, yakni kurang lebih berjarak 30 cm.
“Di pandemi ini, terutama untuk para Bunda jangan khawatir dan panik, tetap dampingi anak-anaknya, karena kita nggak tahu pandemi kelarnya dan sekarang kasus sudah mulai turun. Kalau anak ada keluhan ataupun tidak, atau misal anak punya faktor risiko, sebaiknya periksakan mata anak sedini mungkin agar tidak terlambat. Jangan lupa setiap 20 menit mata anak harus istirahat selama 20 detik bisa dengan lihat sekelilingnya,” pesan dr Dian.
Dalam kesempatan yang sama, Head of PR ASUS Indonesia, Muhammad Firman ikut berbagi solusi yang dapat dimanfaatkan Bunda untuk mencegah gangguan mata pada anak. Ia mengungkap pihaknya melihat tren penggunaan laptop meningkat sangat signifikan di masa pandemi, bahkan untuk kalangan pemula termasuk anak sekolah.
Untuk itu, pihaknya menghadirkan sejumlah laptop yang cocok digunakan untuk anak-anak salah satunya melalui inovasi teknologi ASUS OLED yang menghadirkan layar berkualitas. Dengan panel OLED, laptop ASUS bisa membuat mata anak tetap segar dan tidak lelah meski menatap layar laptop selama berjam-jam karena memperhatikan penjelasan guru atau mengerjakan tugas berjam-jam.
“Kita saat ini punya jajaran laptop dengan panel layar ASUS OLED, seperti sudah disebutkan paparan sinar biru itu punya dampak jangka panjang yang buruk untuk kesehatan mata khususnya anak-anak. Jadi laptop dengan layar ASUS OLED ini bisa jadi solusi untuk pembelajaran jarak jauh saat ini,” ungkapnya.
“Dengan ASUS OLED, pancaran sinar biru yang ditampilkan layar itu bisa direduksi sampai 70% dibandingkan dengan laptop layar biasa. Jadi untuk mata anak-anak yang saat ini dalam masa pertumbuhan, radiasi sinar biru ini bisa lebih mudah masuk ke lensa dan kornea mata dan lebih berbahaya kepada anak dibanding kepada orang dewasa. Dengan menggunakan laptop display ASUS OLED pancaran sinar birunya yang bisa diturunkan tentu akan lebih aman untuk kesehatan mata anak di jangka panjang,” sambungnya.
Selain mereduksi pancaran sinar, Firman mengungkap deretan laptop dengan teknologi ASUS OLED ini juga memiliki kelebihan dari sisi akurasi warna yang akan memanjakan mata. Tak hanya itu, panel OLED yang digunakan juga telah didukung software dan sertifikasi yang membuatnya lebih awet.
“Kalau anak usia SD kita punya ASUS BR1100 itu dia cocok untuk anak-anak karena tidak terlalu besar dan juga punya lapisan yang melindungi, misalkan kalau dia terjatuh atau tersiram air secara tidak sengaja, itu keyboardnya cukup tahan air. Jadi laptop model ini cocok digunakan untuk anak usia SD ke bawah. Tapi kalau anak usia SMP-SMA akan lebih banyak beraktivitas mengerjakan tugas-tugas yang lebih kompleks, nah untuk anak usia ini kita bisa menggunakan ASUS VivoBook series salah satunya yang menggunakan layar ASUS OLED ini,” terang Firman.
Ia menjelaskan ada beragam seri laptop ASUS yang kini telah menggunakan layar ASUS OLED. Mulai dari ZenBook sampai ke seri VivoBook yang sangat. Ia menyebutkan, dengan harga mulai dari Rp 8 jutaan, para Bunda sudah bisa dapat laptop dengan layar ASUS OLED dan bantu menjaga kesehatan mata anak saat sekolah online.
Sumber: Haibunda.com