Tuhan, ini Neno lagi terik-teriknya kemarau
memanggang dahi awam sujudan
beberapa waktu lalu pernah aku katakan pada seorang kawan
sajadahku ditilang di perempatan
aku kedapatan berselingkuh di jalur satu arah
O, Tuhanku, harap maklum
aku masih Neno yang sama
yang suka mendebat lancang pada pertemuan empat mata kita yang syarat interupsi
seperti sapi yang mereka pertanyakan di surah kedua, yang begini, yang begitu melulu mereka menerka, kurang sempurna sebagai hamba
O, Tuhanku, cacatku adalah piala
Neno ini tengah bersedih, dadanya perih
ingin bertandang ke jaufnya hati yang menghiba sehiba-hibanya
O, dan jangan Kau pergi sebelum aku tiba