Perempuan Penjaga Tradisi Jamu di Era Modernitas

Nova Dewi Setiabudi Mathovani
Instagram: @novadewi

Tentangpuan.com – Jamu bukanlah hal yang baru bagi Nova Dewi Setiabudi Mathovani. Sejak kecil Nova sudah akrab dengan minuman tradisional Indonesia ini dikenal punya banyak manfaat.

Jamu dipercaya bisa menyembuhkan penyakit hingga meningkatkan energi. Ia ingat saat masih kecil, ibu dan neneknya kerap membuat jamu bagi keluarga dan teman-teman untuk menjaga kesehatan mereka.

“Saat tumbuh besar, saya melihat besarnya manfaat jamu. Dari pengalaman itulah tumbuh ketertarikan pada jamu,” ujarnya.

Lima tahun lalu, Nova dan Uwi Manthovani – yang saat ini menjadi suaminya, memutuskan untuk mengubah ketertarikan tersebut menjadi bisnis. Mereka ingin membangun sebuah kafe dimana anak muda bisa menikmati jamu, seperti mereka mereka menikmati teh dan kopi.

Saat kafe Suwe Ora Jamu mulai beroperasi, banyak yang tak yakin mereka akan berhasil. Jamu dianggap tidak keren oleh generasi muda, dan Nova harus menemukan cara membawa tradisi ini ke lingkungan moderen. Ia juga tahu bahwa semangat saja tak bisa menjamin kelangsungan bisnisnya.

“Tantangan terbesar mengelola bisnis adalah saat saya merasa sendirian ketika menghadapi banyak tantangan,” ujar Nova. “Kita perlu tim. Visi dan misi akan menjadi pemersatu semua yang terlibat, dan menentukan langkah kita ke depan.”

Jika ada mesin waktu untuk kembali ke masa 5 tahun lalu, saya akan melakukan apa pun untuk menyiapkan diri menghadapi era digital.

Setelah 4 tahun membangun tim untuk mendukung visinya, Nova semakin sering memanfaatkan perangkat digital dan internet untuk mengelola bisnisnya. Ia menggunakan perangkat digital untuk mengkoordinasi operasi bisnisnya, juga untuk berkomunikasi dengan karyawan, para pemasok, dan pelanggan dengan lebih efektif.

Saat bisnisnya dimulai, mudah terjadi kesalahan terkait detail pemesanan seperti tanggal, waktu, dan orang yang harus ditemui saat pengiriman. Kini Nova mengelola detail pengiriman secara online, hingga dapat diakses oleh semua yang terkait.

Ia mencari produk baru dan memesan contoh dari pemasok secara online tanpa harus melakukan kunjungan langsung, hingga prosesnya menjadi lebih efektif. Ia juga mencari informasi di internet untuk mengetahui tren terbaru atau pemasok baru. Hal ini berimbas besar pada cara ia mengelola dan memasarkan kafe Suwe Ora Jamu, juga caranya mengembangkan bisnis.

“Jika ada mesin waktu untuk kembali ke masa 5 tahun lalu, saya akan melakukan apa pun untuk menyiapkan diri menghadapi era digital,” ujar Nova. “Menurut saya inilah saat yang tepat untuk memulai bisnis, karena hanya dengan satu klik kita bisa terhubung dengan banyak hal.”

Bagi Nova, kafe Suwe Ora Jamu adalah proses yang dijalaninya langkah demi langkah. Saat ini ia membuka Paviliun 28, sebuah ‘bar’ jamu dimana anak muda bisa berkolaborasi dan membangun jejaring, juga mendengarkan musik, menonton film, atau melihat pameran seni. Ia juga berencana membuat channel YouTube, dan memanfaatkan video online untuk menunjukkan cara membuat jamu sendiri.

Sebagai wirausahawan, Nova menganggap langkah pertama memulai usaha sebagai tantangan terberat. “Akhirnya saya punya kepercayaan diri melakukannya. Saya ingin wanita lain memiliki kepercayaan diri untuk melakukan langkah pertama tersebut.”

Wanita bisa mengajari wanita lain untuk berkembang, lebih mandiri, dan punya lebih banyak waktu untuk diri sendiri.
Terinspirasi oleh nenek dan ibunya, juga suami dan keluarganya, ia ingin mendekatkan kembali anak muda Indonesia dengan tradisi jamu. Juga mendukung wanita yang ingin memulai atau mengembangkan usaha mereka sendiri.

Ia berujar,” Jika Anda perhatikan, wanita bisa saling memberi inspirasi. Wanita bisa mengajari wanita lain untuk berkembang, lebih mandiri, dan punya lebih banyak waktu untuk diri sendiri.”

Sumber: Womenwill.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.