Kompetisi Perempuan dalam Dunia Digital di Arena Internet

Aprilia Melissa Kristiawan Tarigan
womenwill.com

Tentangpuan.com – Sosok Aprilia Melissa Kristiawan Tarigan begitu menginspirasi, bahkan membuka banyak mata, soal posisi perempuan dalam dunia digital.

Bersama Hendrikus Adrianto, tak terpikirkan bahwa suatu saat mereka akan mengelola bisnis fotografi yang sukses, atau memiliki sebuah restoran dan bisnis gelato.

“Kami bertemu saat kuliah di Bandung,” ujar Aprilia. “Saya jatuh cinta pada fotografi dan senang memotret. Saat itu kami pacaran, jadi saya menggunakan laboratorium foto miliknya untuk mencetak foto-foto saya.

“Aprilia adalah manajer sejati,” kata Hendrikus. “Dulu saya sering meminjamkan kamera dan peralatannya secara gratis, dan dia berkata harusnya disewakan. Dia punya bakat bisnis.”

Pasangan ini lalu memutuskan mencoba mendapat penghasilan dari hobi mereka, daripada selalu menghabiskan uang untuk hobi. Mereka mendirikan Papyrus Photo Studio pada tahun 2003 di sebuah garasi, lalu membuka toko pertama mereka di dekatnya. “Saya berperan sebagai manajer pemasaran, maanjer sumber daya manusia, juga manajer keuangan sekaligus,” kisah April. “Kami tak punya latar belakang bisnis, jadi kami belajar dari orang lain, membaca buku, bertanya, dan mencoba menerapkan apa yang kami pelajari. Lalu kami belajar dari kesalahan.”

Jangan takut pada keterbatasan, karena banyak keterbatasan yang akan kita hadapi. Tapi kita bisa menyeimbangkannya.
Banyak yang sangsi apakah Aprilia mampu melaksanakan begitu banyak tanggung jawab. “Banyak orang berkata tak usah terlalu ambisius, sebaiknya saya di rumah saja dan biar suami yang menjalankan usaha,” ujarnya. “Karena saya seorang wanita, orang sering tidak menghargai posisi saya. Memang sulit, dan sampai sekarang pun tetap begitu.”

Membangun dan mengembangkan Papyrus Photo perlu kerja keras, tapi menjaganya tetap berjalan justru lebih sulit. “Pada tahun 2008 kami hampir tutup karena bisnis ini tak berjalan dengan baik,” jelas Aprilia. “Kami tidak tahu harus melakukan apa. Lalu kami mencoba teknik pemasaran baru serta mulai memanfaatkan dunia digital dan media sosial. Hasilnya sangat memuaskan.”

Membangun dan mengembangkan Papyrus Photo perlu kerja keras, tapi menjaganya tetap berjalan justru lebih sulit. “Pada tahun 2008 kami hampir tutup karena bisnis ini tak berjalan dengan baik,” jelas Aprilia.

“Kami tidak tahu harus melakukan apa. Lalu kami mencoba teknik pemasaran baru serta mulai memanfaatkan dunia digital dan media sosial. Hasilnya sangat memuaskan.”

“Saya mengorbankan waktu pribadi, sehingga bisa tetap bekerja dan punya waktu untuk anak-anak,” ujar Aprilia. “Jangan takut pada keterbatasan, karena banyak keterbatasan yang akan kita hadapi. Tapi kita bisa menyeimbangkannya.”

Perangkat digital dan online berperan besar menjaga keseimbangan tersebut, karena membantu mengelola setiap peran. “Perangkat digital membantu semua bisnis kami. Membuat semua menjadi lebih mudah untuk karyawan dan pelanggan, sehingga kami punya waktu untuk mengembangkan bisnis lebih jauh,” papar Aprilia.

Ia memanfaatkan ponsel atau tablet untuk memonitor bisnisnya dimana pun, menghemat waktu, melatih dan mengawasi karyawan dengan pertemuan melalui internet, berkomunikasi dengan pelanggan melalui berbagai saluran media sosial, serta mengunakan iklan online untuk meraih pelanggan yang tepat tanpa mengeluarkan dana besar.

Wanita bisa berkompetisi dengan baik dalam arena internet karena memiliki akses pada informasi melalui teknologi.
Ketajaman bisnisnya mendorong Aprilia untuk mengembangkan minatnya yang lain – makanan – menjadi sebuah bisnis. Pasangan ini membuka resto Italia bernama Celebrate yang terletak tak jauh dari toko Papyrus, serta dilengkapi ruang studio yang lebih luas. Bisnis terbaru Aprilia adalah sebuah toko es krim bernama Let’s Go Gelato, yang juga terhubung dengan toko utama Papyrus. Ia membangun sendiri merek tersebut, dan membuat semua resep gelato di rumahnya.

“Salah satu hobi lain saya adalah memasak, dan saya suka mencari tahu tentang makanan,” ujar Aprilia. “Let’s Go Gelato benar-benar bisnis yang saya rintis dengan cinta.”

Kehadiran internet juga mendorong lahirnya bisnis baru. Family Frame Work dimulai saat terjadi masalah dengan pemasok bingkai foto mereka. Aprilia dan suaminya menonton video online untuk belajar membuat bingkai sendiri dan menjelajah internet untuk mencari tempat membeli peralatan yang diperlukan.

Aprilia menyarankan agar wanita tak khawatir menghadapi tantangan bisnis. Ia juga yakin bahwa wanita bisa saling mendukung serta menciptakan jejaring dengan para wanita lainnya yang punya semangat dan hasrat yang sama. “Hal ini sangat penting. Belum lama ini saya bertemu dengan seorang wanita yang sedikit lebih tua dari saya, tapi jiwanya sangat muda dan bersemangat. Saya bersyukur bisa bertemu dengan seseorang yang memiliki semangat yang sama.”

“Jangan pernah mengambil jalan pintas. Awalnya mungkin terasa mudah, tapi setelah itu akan jadi lebih sulit,” tegasnya. “Kesempatan terbuka lebar dan kita bisa berkembang melewati batas lewat dunia digital. Saat ini perubahan terjadi dengan sangat cepat. Dengan akses pada informasi melalui teknologi, wanita bisa bersaing dengan baik, karena ajang persaingannya adalah internet. Dimana pun kita berada, kita bisa bersaing.

Sumber: womenwill.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.