TENTANGPUAN.COM – Dalam rangka memperingati Woman International day’s pada 8 Maret 2022, Kedutaan Besar Kerajaan Belanda bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak dan Hivos menyelenggarakan diskusi dengan tema “Woman in Charge for Change”.
Diskusi ini membahas tantangan serta best practices kepemimpinan perempuan di Indonesia, juga dalam konteks agenda W20.
Menjadi salah satu narasumber mewakili jurnalis, Purwani Dyah Prabandari mengatakan bahwa budaya patriarki pasti bisa dihapuskan secara bersama-sama.
“Budaya ini tidak bisa dihapus secara sendirian saja, sebab kita tahu bersama bahwa buadaya patriarki sudah sangat lama.”
Menurut Purwani, dari budaya patriarki kita bisa mendapat melihat sebuah gambaran besar di area publik, di mana semacam ada batasan untuk perempuan.
“Dan bukan hanya itu, dalam lingkup keluarga juga terjadi. Tapi, ini yang saya bilang tadi kita akan menghapuskan ini, tapi tidak bisa sendiri, harus bersama-sama.”
Sebagai perempuan yang terjun di dunia jurnalistik, Purwani menceritakan apa yang melandasi dirinya sehingga memilih terjun menjadi jurnalis yang sepertinya tidak begitu mudah bagi perempuan.
“Saya merasa bisa menyuarakan suara orang-orang yang selam ini tidak bisa disuarakan. Selain itu, waktu kecil saya memang suka membaca koran, kemudian saat lulus kuliah saya merasakan diskriminasi, bukan spesifik untuk perempuan, tapi bagi saya cukup untuk mendorong saya untum bisa bersuara.”
Selain Purwani Dyah, diskusi ini juga diisi oleh tiga perempuan hebat lain yang dianggap sebagai representasi perempuan di Indonesia.