TENTANGPUAN.com – Gerakan menanam kakao yang digagas oleh Sisilia Ni Wayan Wirasti atau Sisil di wilayah Dumoga, Bolaang Mongondow (Bolmong), tak hanya berdampak pada pemberdayaan ekonomi warga, tetapi juga dinilai berkontribusi positif terhadap upaya perlindungan lingkungan, khususnya dalam mencegah erosi dan potensi banjir.
Hal ini disampaikan oleh Kabid Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bolmong, Deasy Makalalag, yang menanggapi fenomena kembalinya fungsi lahan-lahan tidur menjadi lahan produktif tanaman kakao.
“Kalau ada lahan kosong atau lahan terbengkalai kemudian ditanami kembali, terutama di wilayah perbukitan, itu sangat bagus. Vegetasi tanaman di atasnya bisa menahan air yang jatuh dari langit atau aliran permukaan yang menghasilkan erosi,” ujar Deasy saat ditemui Selasa, 15 Juli 2025.
Menurutnya, proses ini sangat penting karena jika tanah tidak memiliki penutup, maka air hujan yang turun langsung akan mengalir deras ke sungai tanpa perantara, menyebabkan potensi banjir meningkat. “Tapi setelah diganti dengan kakao, misalnya, ya pasti akan tertahan. Hanya saja, untuk tahu persisnya butuh hitung-hitungan teknis soal volume airnya. Ini disebut proses evaporasi dan transporasi,” jelasnya.
Senada dengan Deasy, Pelaksana Harian (Plh) Kepala DLH Bolmong, Aldy Pudul, juga mengapresiasi gerakan tanam kakao yang digalakkan oleh Sisil bersama komunitasnya. Ia menambahkan bahwa kakao merupakan jenis tanaman yang memiliki kontribusi ekologis tambahan.
“Daun-daun kakao yang gugur di tanah itu juga turut menahan air hujan yang jatuh. Jadi kesimpulannya, kami menyambut baik gerakan ini karena sangat positif. Daripada lahan-lahan terlantar begitu saja dan dianggap tidak bernilai ekonomi, lebih baik dimanfaatkan seperti ini,” kata Aldy.
Gerakan Sisil yang berawal dari kepedulian terhadap banyaknya lahan tidur di Dumoga, kini menjadi penggerak transformasi baik di sektor pertanian maupun lingkungan.
Selain memberdayakan kelompok perempuan melalui pembibitan dan perawatan tanaman kakao, gerakan ini juga menumbuhkan kembali kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem lokal. DLH Bolmong berharap, inisiatif-inisiatif seperti ini terus dikembangkan karena mampu menjawab dua tantangan sekaligus, yakni degradasi lingkungan dan ketahanan ekonomi masyarakat.