Perempuan dalam Pusaran Ekonomi Perawatan yang Tak Diakui

/
ekonomi perawatan
Ilustrasi generateby Cht Gpt.

TENTANGPUAN.com – Dalam keseharian, banyak pekerjaan perawatan yang dilakukan oleh perempuan, pekerjaan seperti merawat anak, orang tua, hingga anggota keluarga yang sakit. Namun tak banyak yang menyadari bahwa semua itu adalah bagian dari ekonomi perawatan.

Istilah ini mengacu pada seluruh kerja yang menjaga dan mendukung kehidupan manusia, mulai dari pekerjaan rumah tangga hingga perawatan emosional. Sayangnya, karena sering kali dilakukan secara cuma-cuma dan tak terlihat, kontribusi perempuan dalam bidang ini kerap diabaikan dalam perhitungan ekonomi formal.

Di Indonesia, beban kerja perawatan sebagian besar masih dipikul oleh perempuan. Data dari UN Women menunjukkan bahwa perempuan menghabiskan waktu tiga kali lebih banyak dibanding laki-laki untuk pekerjaan tidak dibayar seperti mengurus rumah dan keluarga.

Ini bukan hanya soal waktu, tetapi juga bagaimana peran perempuan dijebak dalam sistem ekonomi yang tak menghargai kerja-kerja mendasar yang menopang kehidupan masyarakat.

Yang ironis, kerja perawatan sering dianggap sebagai “fitrah” atau “kodrat” perempuan, sehingga dianggap wajar jika mereka mengorbankan waktu dan peluang kerja formal demi keluarga.

Narasi ini tak hanya membatasi perempuan secara sosial, tapi juga menyingkirkan mereka dari akses ekonomi yang lebih baik. Banyak perempuan terpaksa bekerja paruh waktu atau bahkan keluar dari dunia kerja karena tanggung jawab domestik yang berat.

Minimnya dukungan negara terhadap infrastruktur perawatan, seperti layanan penitipan anak yang terjangkau dan pusat lansia yang layak, memperparah beban ini.

Akibatnya, perempuan miskin atau dari kelas pekerja paling terdampak, karena tak memiliki pilihan lain selain menjalani peran perawat tanpa upah.

Ini adalah bentuk ketimpangan struktural yang memperkuat lingkaran kemiskinan antar-generasi.

Penting untuk mendorong kebijakan publik yang mengakui dan mendukung ekonomi perawatan.

Ini termasuk menyediakan cuti melahirkan yang layak untuk kedua orang tua, sistem jaminan sosial bagi pekerja informal perawatan, serta investasi negara dalam layanan publik yang ramah perempuan.

Menggeser pandangan bahwa kerja perawatan adalah tanggung jawab perempuan semata adalah langkah penting menuju kesetaraan gender yang nyata.

Mengangkat topik ekonomi perawatan bukan sekadar soal pengakuan, tapi juga keadilan. Ketika kerja-kerja perempuan diakui, dihargai, dan dibayar setara, maka kita membangun fondasi masyarakat yang lebih adil dan manusiawi.

Perempuan tak seharusnya terus memikul beban tak terlihat, karena tanpa kerja perawatan, tak ada kehidupan yang bisa berjalan.