TENTANGPUAN.com – Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan tinggi di Kota Kotamobagu tahun 2023 tercatat sangat rendah, hanya 17,64 persen. Data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kotamobagu ini menunjukkan bahwa dari seluruh penduduk usia ideal kuliah, kurang dari dua puluh persen yang benar-benar menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kotamobagu, Mohamad Aljufri Ngandu, menjelaskan bahwa faktor utama yang menyebabkan rendahnya partisipasi pendidikan tinggi adalah keterbatasan ekonomi.
Ngandu mengatakan, biaya ke perguruan tinggi yang masih tergolong tinggi menjadi kendala besar bagi banyak keluarga di Kotamobagu.

“Yang pertama dan utama adalah faktor ekonomi. Karena itu, dibutuhkan perguruan tinggi di setiap daerah. Ya, meski di Kotamobagu sudah ada perguruan tinggi, tapi belum ada yang negeri. Kenapa negeri, ya agar biayanya lebih terjangkau,” jelas Ngandu saat dimintai keterangan, Sabtu malam, (3/5/2025) di Alun-alun Boki Hontinimbang.
Selain faktor ekonomi, Ngandu juga menyinggung soal kewenangan pendidikan.
Menurutnya, tanggung jawab pemerintah kota dalam hal pendidikan hanya sampai tingkat SMP, sementara SMA dan SMK berada di bawah kewenangan pemerintah provinsi melalui cabang dinas.
“Dari sisi kewenangan juga hanya sampai SMP. Tapi saya rasa para guru di sekolah pasti memotivasi para siswa-siswi SMA ini untuk melanjutkan ke tingkat selanjutnya,” ujarnya.
Dalam data Dinas Pendidikan, rata-rata lama sekolah (RLS) di Kotamobagu adalah 10,33 tahun. Artinya, secara umum warga Kota Kotamobagu hanya menempuh pendidikan hingga setara kelas 1 SMA.
“Di Kotamobagu rata-rata lama sekolah hanya 10,3, yang artinya hanya sampai kelas 1 SMA. Untuk umur 25 tahun ke atas, kan itu diukur setelah umur 25 tahun. Itu yang diharapkan, kalau sampai 13 tahun lama sekolah, maka rata-ratanya lulus SMA,” terang Ngandu.
Meski demikian, Dinas Pendidikan Kotamobagu hingga saat ini belum memiliki riset atau data spesifik yang menunjukkan ketimpangan akses pendidikan tinggi berdasarkan gender atau latar belakang ekonomi. Namun, menurut Ngandu, pihaknya memiliki data jumlah siswa prasejahtera di wilayahnya.
Diketahui, dalam infografik pendidikan tahun 2023, sebanyak 45,26 persen warga berusia 15 tahun ke atas memiliki ijazah SMA atau lebih tinggi, sementara 6,77 persen tidak memiliki ijazah sama sekali. Harapan lama sekolah (HLS) di Kotamobagu sendiri berada pada angka 12,90 tahun.