TENTANGPUAN.COM – Bayi menangis kerap membuat orangtua panik. Mungkin masih banyak orangtua yang belum menyadari bahwa tangisan bayi merupakan cara Si Kecil untuk berkomunikasi. Lewat tangisan, mereka ingin menyampaikan keinginannya, bisa saja bayi haus, popoknya basah, atau merasa kepanasan.
Untuk itu, ada baiknya selain menenangkan Si Kecil saat ia menangis, Anda juga mencari tahu apa arti tangisan tersebut agar dapat mengerti dan memberikan apa yang dibutuhkan bayi.
Melansir dari laman WhattoExpect, bayi cenderung memiliki tangisan yang berbeda untuk mengekspresikan kebutuhan atau emosi yang berbeda. Meskipun bayi belum bisa berbicara, ia mampu memberi petunjuk agar Anda bisa paham apa yang ia komunikasikan.
Karena bayi tidak bisa memberi tahu apa yang dibutuhkannya melalui ucapan, akhirnya dia mengandalkan serangkaian rengekan, tangisan, dan jeritan untuk mendapatkan perhatian orang tua mereka.
“Bayi berkomunikasi lewat tangisan. Tapi semua tangisan tidak diciptakan sama. Inilah tantangan untuk orang tua dan pengasuh agar dapat mempelajari dan memecahkan kode berbagai jenis tangisan bayi baru lahir,” kata Jesil Pazhayampallil dokter anak yang berbasis di New York dikutip dari laman WhattoExpect, Kamis (11/11).
Nah, yuk cari tahu apa sajakah arti tangisan bayi. Berikut artinya dilihat dari jenis suara yang dikeluarkan Si Kecil, dilansir dari laman PetitJourney.
“Neh” – Lapar
Seorang bayi menggunakan refleks suara, “Neh,” untuk memberi tahu Anda bahwa mereka lapar. Suara tangis ini dihasilkan ketika refleks mengisap muncul dan lidah didorong ke atas langit-langit mulut.
Biasanya bayi juga mencoba untuk mengisap tangan mereka atau mencari payudara Bunda. Sinyal lapar juga bisa Anda ketahui jika bayi mulai menangis dengan berirama dan intens. Seperti halnya semua tangisan, semakin cepat Anda memberikan perhatian pada bayi, semakin cepat ia akan tenang.
“Eh” – Ingin bersendawa
Refleks suara, “Eh,” berarti bayi perlu bersendawa. Sendawa disebabkan gelembung udara besar yang terperangkap di dada. Bayi merespons ini dengan suara “Eh” dalam upaya untuk melepaskan udara yang terperangkap melalui mulut mereka.
Ekspresi wajah yang sedih, menggeliat, menendang kaki, menggoyangkan lengan, dan menggerakkan pinggul adalah indikasi bahwa bayi Anda perlu bersendawa.
Bayi biasanya berpaling ketika Anda menawarkan payudara yang lain atau botol lagi. Tangisan bayi ini menjadi arti bahwa mereka sedang tidak dalam posisi nyaman. Gendong bayi dalam posisi tegak lalu Anda bisa sandarkan pada bahu dan tepuk lembut punggungnya.”Eairh” – Ingin buang angin
Jika bayi mengalami perut kembung atau sakit perut, mereka akan menggunakan refleks suara, ‘”Eairh,” untuk menyampaikan informasi itu. Suara itu muncul ketika udara yang terperangkap dari sendawa tidak dapat dikeluarkan dan mengalir ke perut. Di sini otot-otot usus mengencang untuk memaksa gelembung udara keluar.
Suara tangisan seperti ini juga bisa berarti bahwa buang air besar sedang berlangsung. Pada situasi ini, bayi biasanya mengangkat kaki mereka ke perut, melengkungkan punggung, hingga terlihat gelisah.
“Heh” – Tidak nyaman
Biasanya bayi merasa tidak nyaman ketika merasa panas, dingin, atau basah. Bayi memiliki refleks suara, “Heh,” ketika mereka mengalami stres, ketidaknyamanan, atau ketika mereka membutuhkan penggantian popok. Suara ini dipicu sebagai respons terhadap refleks kulit, seperti perasaan berkeringat atau gatal.
Ketika bayi merasa tidak nyaman, tangisannya biasanya ringan dan terputus-putus. Tangisan dapat meningkat volumenya jika Anda mengabaikannya, jadi pastikan Bunda menenangkan bayi dan segera menentukan penyebab ketidaknyamanannya ya.
“Owh” – Mengantuk
Bayi memiliki refleks suara, “Owh,” untuk memberi tahu Anda bahwa mereka merasa lelah dan mengantuk. Suara tangisan ini kedengarannya mirip dengan menguap. Jika sudah waktunya tidur siang, bayi Anda akan mulai menggosok matanya. Tangisan mereka mungkin mulai lambat dan rendah dan secara bertahap membangun nada dan intensitas. Jika bayi Bunda mengantuk, tangisannya bisa menyerupai tangisan lapar.
Sumber: Haibunda.com