Aturan Vaksinasi dan Risiko Reinfeksi Covid-19 pada Ibu Hamil

Hamil
Ilustrasi (Pexels).

TENTANGPUAN.COM – Pendemi Covid-19 tengah melanda hampir semua bilahan dunia. Hampir semua orang berusaha menghindar agar tidai terinfeksi virus. Saat ini, angka ibu hamil yang terkonfirmasi positif COVID-19 terus meningkat. Hal ini tentunya menjadi peringatan bagi kita untuk lebih ekstra menjaga kesehatan agar tak terpapar sepanjang kehamilan.

Meskipun sejauh ini belum ada penelitian yang mengatakan bahwa ibu hamil lebih berisiko terinfeksi COVID-19 dibanding wanita yang tidak hamil, tapi tetap harus hati-hati ya. Sebab ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 dengan komorbid, akan berisiko lebih tinggi mengalami gejala berat dibanding populasi umum.

Perlu diketahui, kehamilan membuat sedikit perubahan unik pada sistem imun tubuh. Pada saat bersamaan, tubuh juga harus melindungi dirinya sendiri dan menjaga janin yang sedang tumbuh.

Selain itu, kehamilan juga membuat kerja paru-paru dan sistem kardiovaskuler meningkat, terutama di trimester akhir kehamilan. Sehingga, sangat berbahaya jika terkonfirmasi COVID-19 dalam kondisi hamil karena organ paru-paru akan menjadi bagian yang paling berpengaruh akan semakin bertambah berat kerjanya.

Nah, itulah alasan ibu hamil akhirnya dimasukkan ke dalam populasi yang rentan terhadap COVID-19 sebagai tindakan pencegahan.

Tips mencegah penularan COVID-19 bagi Ibu hamil

Setelah mengetahui bahayanya terinfeksi COVID-19 dalam kondisi hamil, perlu Bunda pahami juga cara melindungi diri agar tak terpapar.

Pada prinsipnya, tindakan pencegahan sama saja seperti pada umumnya, yaitu:

Wajib memakai masker
Rajin cuci tangan
Hindari kerumunan dengan jaga jarak
Kurangi mobilisasi
Melakukan vaksinasi COVID-19
Melanjutkan konsumsi vitamin kehamilan
Mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang, seperti sayur, buah, dan semua asupan yang tinggi protein
Cukup tidur
Hindari panik atau stres
Gunakan konsultasi telemedicine dengan dokter bila diperlukan.

Tata laksana pada Ibu hamil yang positif COVID-19

Pada Bunda yang sudah terlanjur terpapar COVID-19, langsung lakukan pemeriksaan lebih lanjut ya. Jangan lupa juga hubungi dokter kandungan yang menangani sehingga mendapat penanganan yang tepat.

Dalam kondisi ini, Bunda bisa memanfaatkan layanan telemedicine. Apakah harus mendapat perawatan di rumah sakit, atau bisa melakukan isolasi mandiri di rumah.

Selain itu, hal pertama yang yang harus diperhatikan adalah bagaimana gejalanya, apakah termasuk gejala ringan, sedang, atau berat-kritis.

Isolasi mandiri diperbolehkan bila sudah terkonfirmasi positif COVID-19 tapi tidak merasakan gejala (asimptomatik) atau bergejala ringan, setelah dinilai oleh tenaga medis dan disetujui untuk melakukan isolasi mandiri. Setelahnya, pastikan juga untuk mendapat pemantauan berkala dari tenaga medis dan tetap melakukan protokol kesehatan.

Untuk membantu memahami gejala yang sedang dirasakan, berikut gejala di setiap tingkatan COVID-19 yang Bunda perlu tahu:

  • Gejala ringan: batuk, pilek, demam, badan terasa pegal, nyeri tenggorokan, nyeri kepala, bersin-bersin, anosmia (hilang indra penciuman), ageusia (hilang indra pengecapan).
  • Gejala sedang: meliputi gejala ringan yang memberat seperti demam yang tidak turun-turun, diare yang berkelanjutan, keluhan sesak nafas dengan frekuensi pernafasan 12-30 kali dalam satu menit, dengan pemeriksaan oximeter saturasi oksigen di bawah 95 persen.
  • Gejala berat: lebih berat dari gejala sedang. Pada gejala sedang-berat dianjurkan untuk dirawat di RS, demikian juga dengan gejala ringan tapi mempunyai komorbid seperti Diabetes Melitus dan Hipertensi untuk menilai kondisi ibu dan bayi lebih intensif.

Sumber: Haibunda.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.