Kamberu di SMAN 8 Manado Mengajarkan Pertanian Modern dan Buka Potensi Ekonomi

//
Pendamping Teknis Kamberu, Denny Taroreh sedang memberi pengarahan kepada siswa (Foto: Zonautara.com/Indra Umbola).

TENTANGPUAN.com – SMAN 8 Manado tengah mengembangkan program unggulan bernama Kamberu atau Kampanye Bertani Urban.

Program ini bukan sekadar kegiatan bercocok tanam, melainkan sarana pendidikan berbasis lingkungan yang bertujuan menanamkan kesadaran ekologis sekaligus membuka peluang wirausaha bagi siswa.

Wakasek Bidang Sarana Prasarana, Eduward Widodo, menjelaskan bahwa Kamberu lahir dari keresahan sekolah dalam menanggulangi sampah plastik.

Gagasan itu kemudian diwujudkan lewat sistem pertanian akuaponik yang memadukan budidaya ikan dan hidroponik.

“Untuk program kedua ini (penggunaan lahan terbatas dan peternakan ayam) kita baru mulai. Lahan baru selesai disiapkan dan akan mulai menanam,” ucap Eduward, Kamis (18/09/2025).

Eduward menegaskan seluruh siswa dilibatkan dalam Kamberu agar mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga mempraktikkannya langsung.

Harapannya, siswa terbiasa mengelola sampah dan mampu memanfaatkan lahan terbatas untuk bercocok tanam.

“Ini juga merupakan edukasi kepada siswa dan orang tua agar dapat melakukannya di rumah,” tambahnya.

Sejalan dengan itu, Humas SMAN 8 Manado, Agnes Senduk, menekankan bahwa Kamberu juga dirancang untuk mengubah cara pandang siswa terhadap profesi petani.

“Ada visi besar di balik itu. Kami ingin mengajarkan kepada anak-anak supaya mereka tidak menganggap profesi petani itu sesuatu yang hina karena kita semua membutuhkan makanan dan nutrisi yang semuanya itu berasal dari perkebunan, perikanan dan sebagainya,” ujar Agnes.

Lebih jauh, program ini ternyata tidak hanya menyentuh aspek edukasi, tetapi juga mengandung potensi ekonomi. Agnes mengungkapkan bahwa sekolah sudah mencoba mengolah jamur hasil budidaya menjadi keripik yang dijual di lingkungan sekolah.

“Potensi ekonomi itu ada. Jamur diolah menjadi keripik dan kami coba pasarkan tapi hanya di circle terdekat. Dijualnya baru di internal sekolah. Kami belum punya target pasar yang besar karena hasil pertaniannya juga masih kecil. Tapi ke depan ada arah untuk wirausaha,” jelasnya.

Untuk pengembangan terbaru, SMAN 8 Manado menggandeng praktisi lingkungan Denny Taroreh. Ia mendampingi teknis pemanfaatan lahan terbatas yang disiapkan untuk budidaya sayuran dan peternakan ayam.

“Dalam sepekan terakhir kegiatannya masih tahap awal yakni persiapan lahan, olah tanah dan menyiapkan semaian,” kata Dentar, sapaan akrabnya.

Lahan berukuran 4 x 12 meter itu nantinya ditanami berbagai jenis sayuran seperti pakchoy, caisin, dan selada, dengan sistem jarak tanam 20 x 20 cm. Di lokasi yang sama akan dibangun kandang ayam dengan jumlah terbatas.

“Saat ini sedang persiapan, dalam satu dua hari ini kita akan mulai menanam,” pungkas Dentar.

Kehadiran Kamberu menjadi penanda bahwa sekolah bukan hanya tempat belajar teori, melainkan juga pusat pembentukan kesadaran ekologis dan kemandirian ekonomi. Dari lingkungan SMAN 8 Manado, lahir gerakan kecil yang berpotensi memberi dampak besar bagi masa depan siswa dan masyarakat.

Peliput: Indra Umbola