TENTANGPUAN.com – Pepatah “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” sering digunakan untuk menggambarkan bahwa anak cenderung mewarisi sifat, perilaku, atau karakter dari orang tuanya.
Ungkapan ini kerap kali terbukti dalam banyak aspek kehidupan, baik dalam hal kebiasaan, bakat, maupun cara pandang seseorang terhadap dunia.
Namun, ada juga pengecualian, di mana seseorang dapat tumbuh dengan prinsip yang berbeda dari orang tuanya. Salah satu contoh paling menonjol dalam konteks sejarah islam, adalah kisah Nabi Ibrahim AS.
Kisah Nabi Ibrahim dan Ayahnya, Azar
Dalam Al-Qur’an, disebutkan bahwa ayah Nabi Ibrahim bernama Azar, yang dikenal sebagai seorang pembuat dan penyembah berhala. Sebagai seorang yang dianugerahi petunjuk dari Allah, Ibrahim menolak kepercayaan ayahnya dan dengan tegas menyeru masyarakatnya untuk meninggalkan penyembahan berhala serta kembali kepada tauhid.
“Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.” (QS. Maryam: 43)
Meskipun Azar memiliki keyakinan yang bertentangan dengan Ibrahim, hal ini tidak menghalangi Ibrahim untuk tetap berusaha membimbing ayahnya dengan penuh kasih sayang.
Dalam Surat Maryam ayat 42-45, Ibrahim menyeru ayahnya dengan kata-kata yang lembut dan penuh hormat, namun Azar tetap menolak dan bahkan mengancam akan mengusirnya.
Pengecualian terhadap Pepatah
Kisah Nabi Ibrahim membuktikan bahwa pepatah “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” tidak selalu berlaku secara mutlak.
Ibrahim tumbuh dalam lingkungan penyembahan berhala, tetapi hatinya dipenuhi dengan kebenaran dan keimanan kepada Allah.
Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk memilih jalan hidupnya, terlepas dari latar belakang keluarganya.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak contoh lain yang membuktikan bahwa seseorang bisa berkembang dengan nilai-nilai yang berbeda dari orang tua mereka.
Ada anak yang berasal dari keluarga yang kurang baik tetapi tumbuh menjadi individu yang berakhlak mulia, dan sebaliknya, ada pula anak yang berasal dari keluarga baik tetapi memilih jalan yang salah.
Jadi sahabat puan, pepatah “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” memang relevan dalam banyak kasus, tetapi tidak bisa dijadikan aturan mutlak.
Kisah Nabi Ibrahim memberikan inspirasi bahwa seseorang dapat memiliki keyakinan dan prinsip yang berbeda dari orang tuanya jika ia memilih untuk mencari kebenaran dan berjalan di jalan yang benar.
Hal ini mengajarkan bahwa lingkungan dan asal-usul bukanlah satu-satunya faktor penentu karakter seseorang, melainkan pilihan dan usaha pribadi dalam membentuk identitasnya.