Jeanli dan Saskia Harumkan Bolsel di Pemilihan Duta Anti Kekerasan Sulut

/
Jeanli Ananta Moedya Sastra Barahamin (kanan) dan Saskia Ramadhani Gonibala (kiri).

TENTANGPUAN.com -Dua wakil Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) berhasil mengharumkan nama daerah dalam ajang Pemilihan Duta Anti Kekerasan pada Perempuan dan Anak Tahun 2025 tingkat Provinsi Sulawesi Utara yang digelar di Kantor Gubernur Sulut, Manado, pada 29 November 2025 lalu.

Pada kompetisi tersebut, finalis putra Jeanli Ananta Moedya Sastra Barahamin meraih posisi Juara 2 atau Wakil 1, sementara finalis putri Saskia Ramadhani Gonibala dinobatkan sebagai Putri Persahabatan.

Capaian ini memperkuat kontribusi generasi muda Bolsel dalam kampanye pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Instansi pembina, DP2KBP3A Bolsel, memberikan apresiasi penuh atas kerja keras tim pendamping dan para finalis selama mengikuti ajang provinsi. Kepala DP2KBP3A Bolsel, Suhartini Damo, menyampaikan bahwa prestasi ini lahir dari komitmen seluruh pihak meski berada dalam keterbatasan fasilitas.

“Di tengah keterbatasan anggaran, tim tetap bekerja maksimal dan berkomitmen membawa nama baik Bolsel di tingkat Provinsi Sulawesi Utara. Terima kasih juga kepada kedua finalis yang telah berjuang dengan penuh keikhlasan dan dedikasi,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa kehadiran duta dari Bolsel di ajang provinsi menjadi motivasi agar semakin banyak anak muda terlibat dalam kampanye anti kekerasan.

“Semoga mereka terus menjadi agen perubahan yang mendorong terciptanya lingkungan yang aman dan ramah bagi perempuan dan anak,” tambahnya.

Prestasi ini menjadi relevan di tengah situasi kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sulawesi Utara yang masih memerlukan langkah-langkah pencegahan dan edukasi luas.

Berdasarkan data resmi Simfoni-PPA, sepanjang tahun 2025 tercatat 355 kasus kekerasan di Sulut dengan 367 korban, terdiri dari 106 perempuan dewasa dan 249 anak. Data DP3A Sulut hingga Juni 2025 juga menunjukkan terdapat 86 kasus yang dilaporkan, didominasi kekerasan seksual serta kekerasan dalam rumah tangga dan penelantaran.

Riset Kementerian PPPA menegaskan bahwa kekerasan seksual masih menjadi jenis kekerasan paling banyak terjadi secara nasional, sehingga penguatan edukasi publik menjadi kebutuhan mendesak.

Konteks ini menjadikan ajang Pemilihan Duta Anti Kekerasan pada Perempuan dan Anak bukan sekadar kompetisi, tetapi ruang strategis untuk meningkatkan kesadaran publik dan melahirkan agen perubahan yang mampu menjembatani masyarakat dengan layanan perlindungan resmi seperti UPTD PPA.

Melalui duta muda, pesan pencegahan dapat tersebar lebih cepat dan lebih dekat dengan kelompok rentan, termasuk remaja, pelajar, dan komunitas lokal.

Upaya kampanye ini juga sejalan dengan payung hukum nasional, salah satunya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS), yang memperkuat sistem pencegahan, penanganan, perlindungan dan pemulihan korban.

Di tingkat daerah, Pemerintah Kabupaten Bolsel telah memiliki Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2024 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak sebagai dasar operasional untuk memperluas layanan perlindungan berbasis kabupaten. Dengan adanya prestasi Jeanli dan Saskia di tingkat provinsi, Bolsel kini memiliki peluang memperkuat advokasi hingga komunitas akar rumput.

Meskipun demikian, tantangan masih besar karena kasus kekerasan terus terjadi dan pelaporan belum sepenuhnya optimal.

Sinergi antara pemerintah daerah, DP2KBP3A, sekolah, komunitas, keluarga, dan lembaga layanan diperlukan agar sistem pencegahan berjalan menyeluruh.

Keberhasilan dua duta dari Bolsel ini diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat program edukasi, membuka ruang partisipasi generasi muda, dan memperluas layanan perlindungan bagi perempuan dan anak di seluruh wilayah Bolsel.