182 Siswa SMPN 2 Airmadidi Diduga Keracunan MBG, 51 Dirawat di Rumah Sakit

Dapur umum MBG, (Foto: Zonautara.com/Yegar Sahaduta).

TENTANGPUAN.com – Sebanyak 182 siswa SMPN 2 Airmadidi diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi sajian Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (26/11/2025) siang. Dari jumlah tersebut, 46 siswa dan 5 guru harus mendapat perawatan medis di berbagai rumah sakit di Airmadidi, Minahasa Utara. Mereka berasal dari kelas VII, VIII, dan IX.

Sejumlah siswa mulai mengeluhkan gejala seperti pusing, sakit perut, hingga gangguan pencernaan beberapa jam setelah menyantap makanan MBG yang disediakan sekolah.

Pihak sekolah menyebut angka tersebut masih mungkin bertambah karena sebagian siswa mengalami gejala pada waktu yang berbeda.

Para korban tersebar di tiga rumah sakit, yakni RS Hermana Lembean, RSU GMIM Tonsea, dan RSUD Maria Walanda Maramis.

Di RSU GMIM Tonsea sendiri, Wakil Gubernur Sulawesi Utara sekaligus Ketua Satgas Percepatan Program MBG, Victor Mailangkay, turun langsung menjenguk para siswa pada Kamis (27/11/2025).

Wakil Gubernur Sulawesi Utara sekaligus Ketua Satgas Percepatan Program MBG, Victor Mailangkay, saat menjenguk korban, (Foto: Zonautara.com/Yegar Sahaduta).

Victor menghampiri satu per satu pasien dan menanyakan kondisi terkini mereka. Ia memastikan bahwa kesehatan para siswa berangsur pulih, sambil menegaskan bahwa kejadian ini harus menjadi evaluasi serius.

“Tentu kami berharap, untuk dibenahi agar supaya ke depan, ini tidak terjadi dan terulang lagi,” ujarnya usai kunjungan.

Meski demikian, ia mengaku belum dapat memastikan penyebab utama kejadian tersebut. Namun ia memberikan apresiasi kepada pihak rumah sakit, petugas MBG, serta Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara yang dinilai cepat tanggap menangani situasi darurat ini.

Victor juga berkomitmen melakukan monitoring serta evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG.

“Mulai dari titiknya, pelayanan SPPG-nya, pelayanan makanannya, dan semua ini ada juknisnya. Kami mengawal agar ada percepatan,” tegasnya.

Salah satu orang tua siswa, Sriyani, mengungkapkan bahwa anaknya mulai merasakan pusing dan sakit perut beberapa saat setelah makan. Ia berterima kasih atas respons pemerintah provinsi, terutama kehadiran Wagub. “Semoga pemerintah dapat memperhatikan agar tidak ada lagi kasus-kasus seperti ini,” ujarnya.

Usai dari rumah sakit, Victor Mailangkay langsung bertolak ke dapur penyedia MBG yang memasok makanan sebelum kejadian berlangsung.

Ia memeriksa ruang produksi, alat masak, hingga proses kerja para petugas sebagai bagian dari evaluasi awal.

Hingga kini, investigasi mengenai sumber pasti keracunan masih berlangsung, sementara pihak sekolah dan pemerintah daerah terus memantau perkembangan kondisi seluruh siswa.