TENTANGPUAN.com – Upaya menjaga koridor satwa liar di Bolaang Mongondow Selatan kini semakin melibatkan masyarakat desa. Melalui pelatihan agroforestri yang digelar di Desa Adow, Kecamatan Pinolosian Tengah, para petani diperkenalkan pada praktik pertanian yang tidak hanya produktif tetapi juga menjaga keseimbangan ekologi, Minggu (2/11/2025).
Kegiatan ini diinisiasi Wildlife Conservation Society (WCS) bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara, dengan dukungan Global Green Growth Institute (GGGI) serta pendampingan dari Perkumpulan Japesda Gorontalo.
Pendekatan agroforestri dipilih karena dinilai mampu menjadi jembatan antara kebutuhan ekonomi petani dan upaya menjaga tutupan lahan yang menjadi habitat satwa.
“Agroforestri bukan hanya tentang menanam pohon, tapi bagaimana petani bisa hidup berdampingan dengan alam tanpa merusak fungsi ekologisnya,” kata Parman, petani asal Gorontalo yang hadir berbagi pengalaman.
Ia bersama tim Japesda yang dipimpin Nurain dan Zainudin menekankan pentingnya keseimbangan antara nilai ekonomi dan kelestarian ekologi.
Selama pelatihan, fasilitator Muhammad Yakob Botutihe memandu peserta dalam praktik lapangan, mulai dari cara menata lahan hingga menentukan jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi lokal. Dari pihak WCS hadir Muhammad Zar’an (Restoration Officer), Ramly Azwar (Community Development), dan Nabila Laili (Agroekologis), yang mendampingi proses pembelajaran di lapangan.
Menurut Sangadi Desa Adow, Amirudin T. Podomi, pelatihan ini memberi pandangan baru bagi petani lokal tentang arti keberlanjutan.
“Kami berterima kasih atas pendampingan yang diberikan. Wawasan tentang agroforestri membantu petani kami melihat pertanian bukan hanya dari sisi hasil panen, tapi juga keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.
Melalui kolaborasi lintas lembaga ini, agroforestri diharapkan menjadi langkah nyata untuk memperkuat keterlibatan masyarakat dalam menjaga koridor satwa liar, memastikan habitat tetap lestari, dan membuka jalan menuju masa depan pertanian yang berkelanjutan di Bolaang Mongondow Selatan.

