TENTANGPUAN.com – Sorak sorai penonton menggema di Stadion Ulu Siau Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, Sabtu, (26/7/2025) saat pembukaan Turnamen Sepak bola Bupati Cup 2025. Namun, sorotan bukan hanya tertuju pada laga pembuka, melainkan pada atraksi seni yang mendahuluinya.
Sebuah penampilan yang berbeda namun penuh warna hadir dari komunitas penata rias, termasuk sejumlah transpuan yang tampil percaya diri di atas lapangan hijau.
Salah satu dari mereka adalah Jolly, mengenakan kostum hitam-kuning dengan nomor punggung 101. Ia tampil dengan keyakinan tinggi di hadapan publik, menyambut kesempatan yang diberikan dengan sepenuh hati.

“Sebagai penata rias dan warga Sitaro, saya sangat berterima kasih kepada Pemerintah Daerah yang sudah melibatkan kami dalam berbagai event,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
“Termasuk ketika kami diberi kesempatan tampil pertama di pembukaan Bupati Cup. Ini sangat berarti.”
Dalam pertandingan sore itu, Venezuela FC, tim yang didukung komunitas Jolly, tertinggal 1 : 0 dari lawannya Sion Karalung FC.
Namun bagi Jolly, keikutsertaan dalam acara pembukaan jauh lebih bermakna dari sekadar skor pertandingan. Itu adalah panggung pengakuan atas eksistensi komunitas yang selama ini kerap tersisih dari ruang-ruang formal.
Keterlibatan komunitas transpuan dalam agenda resmi Pemkab Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) sejatinya bukan hal yang baru.
Mereka kerap hadir sebagai peserta lomba, narasumber pelatihan, hingga pengisi acara seni. Langkah ini mencerminkan pendekatan yang lebih inklusif dalam membangun partisipasi masyarakat secara merata.
“Ini bukan hanya tentang tampil, tapi tentang dipercaya,” ucap Jolly.
“Kami ingin terus berkontribusi, dan mendukung visi SITARO MASADADA demi kesejahteraan semua lapisan masyarakat,” tambahnya.

Kesetaraan gender menjadi bagian penting dari pembangunan sosial di banyak wilayah. Menurut laporan Global Gender Gap Report 2024 yang dirilis World Economic Forum, partisipasi aktif kelompok rentan, termasuk gender non-biner dan transpuan, dalam ruang publik adalah indikator penting dari indeks kesetaraan. Negara-negara dan daerah yang membuka ruang partisipatif cenderung memiliki tingkat kepercayaan sosial dan kohesi komunitas yang lebih tinggi.
Di Sitaro, kepemimpinan Bupati Chyntia Ingrid Kalangit dan Wakil Bupati Heronimus Makainas menunjukkan komitmen terhadap keterbukaan dan pengakuan atas keragaman. Saat ditemui, Bupati Kalangit menegaskan sikap pemerintah yang mendorong inklusivitas.
“Kami menyadari semua warga punya potensi. Pemerintah hadir bukan untuk membatasi, tetapi untuk membuka ruang partisipasi. Termasuk bagi komunitas transpuan yang selama ini juga aktif dan kreatif,” ujarnya kepada Zonautara.com.
Di tengah banyaknya wilayah yang masih bergulat dengan stigma terhadap perbedaan identitas, Sitaro menghadirkan narasi yang berbeda. Tak ada lagi sekat antara siapa yang dianggap ‘layak’ dan siapa yang ‘berbeda’. Di daerah kepulauan ini, setidaknya untuk sekarang, panggung itu terbuka bagi semua.
Peliput: Jufri Fransicho Kasumbala