TENTANGPUAN.com – Tingkat pendidikan di Kota Kotamobagu masih menyimpan tantangan serius, terutama dalam hal partisipasi siswa di jenjang menengah dan perguruan tinggi. Data terbaru tahun 2023 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa meski harapan lama sekolah (HLS) masyarakat Kotamobagu mencapai 12,90 tahun, namun rata-rata lama sekolah (RLS) baru 10,33 tahun—setara dengan tingkat pendidikan kelas 1 SMA.
Dari segi kepemilikan ijazah, lulusan SMA/sederajat mendominasi dengan 45,26 persen, disusul lulusan SMP/sederajat 25,42 persen dan SD/sederajat 22,55 persen. Yang lebih memprihatinkan, 6,77 persen penduduk usia 15 tahun ke atas bahkan tidak memiliki ijazah SD.
Jika dilihat dari angka partisipasi murni (APM)—indikator penting yang mencerminkan berapa banyak anak yang bersekolah sesuai usia—terjadi penurunan signifikan di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
APM tingkat SD/sederajat masih sangat tinggi: 95,66 persen.Menurun pada tingkat SMP/sederajat menjadi 73,85 persen. Dan, kembali turun drastis di SMA/sederajat menjadi 59,85 persen
Kondisi paling mencolok terlihat pada perguruan tinggi, di mana APM hanya 17,64 persen. Artinya, dari seluruh penduduk usia kuliah, hanya satu dari lima yang melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
Kenyataan ini menjadi tantangan bagi Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Padahal, dalam berbagai kesempatan, Gubernur Sulawesi Utara, Yulius Selvanus, menegaskan bahwa pendidikan bukan sekadar formalitas, tetapi kebutuhan dasar yang harus dijamin untuk seluruh anak usia sekolah.
“Setiap anak – anak kita wajib diikutsertakan dalam pendidikan dasar 12 tahun,” tegas Yulius, Jumat (2/5/2025).
Hal itu menjadi poin utama dalam program kerja Yulius-Victor Mailangkay, di mana peningkatan kualitas SDM ditempatkan pada prioritas pertama.
Visi tersebut dijalankan melalui penguatan layanan pendidikan, kesehatan, dan sosial, yang berbasis pada pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Pendidikan yang kuat akan lebih memperkokoh fondasi SDM sebagai subyek bangunan bangsa, juga daerah,” ujar Yulius.
Tema Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 yang mengusung ‘Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua’, sejalan dengan pandangan gubernur. Pendidikan, baginya, adalah proses yang tak pernah selesai.
“Karena memang pendidikan itu selamanya akan berlangsung sepanjang hayat,” ucapnya.
Tak hanya menekankan pada wajib belajar, Gubernur juga mendorong perluasan akses ke pendidikan vokasi dan digitalisasi.
“Generasi muda kita perlu membekali diri dengan kemampuan dan keahlian terutama di era digitalisasi saat ini. Itu hanya sangat dimungkinkan lewat jalur pendidikan. Dan itu juga yang jadi ikhtiar saya dan pak Victor,” tukasnya.
Komitmen ini juga ia sampaikan saat menutup Kegiatan Peningkatan Kompetensi Sekolah di BPMP Pineleng (18/3/2025), dengan menyerukan tanggung jawab para tenaga pendidik.
“Para tenaga pendidik dan kepala sekolah untuk tetap bertanggung jawab penuh atas anak didiknya serta menciptakan generasi yang unggul bukan sebaliknya,” tandasnya.
Sebagaimana pendaki gunung yang memerlukan pemandu, begitu pula anak-anak didik yang membutuhkan guru untuk menapaki masa depan. Bagi Yulius, pendidikan bermutu yang merata di seluruh daerah, termasuk Kotamobagu, adalah jalan utama untuk menciptakan generasi Sulut yang unggul dan kompetitif di masa depan.
“Selamat Hari Pendidikan Nasional,” tutupnya.