Sampah Plastik Meningkat Saat Ramadan, Pemerhati Lingkungan Imbau Kurangi Kantong Kresek

Deasy Makalalag
Deasy Makalalag, (Foto: facebook).

TENTANGPUAN.com – Tradisi berburu takjil menjelang berbuka puasa menjadi bagian tak terpisahkan dari bulan Ramadan. Namun, di balik semaraknya bazar Ramadan, penggunaan plastik sekali pakai meningkat drastis, memicu kekhawatiran akan lonjakan timbulan sampah.

Deasy Makalalag, pemerhati lingkungan, mengungkapkan bahwa selama Ramadan, sampah plastik yang dihasilkan masyarakat meningkat signifikan, terutama dari kantong kresek dan kemasan minuman.

“Estimasi penggunaan kantong kresek, dengan berat 500 gram, bisa mencapai 50 kilogram per hari untuk 100 orang. Sedangkan untuk kemasan plastik minuman dengan es buahnya bisa mencapai 0,7 kilogram per hari dengan berat kemasan 7 gram,” ujarnya saat dihubungi Zonautara.com, Sabtu (15/3/2025).

Berdasarkan hitungan tersebut, dalam 15 hari Ramadan, 100 orang diperkirakan telah menghasilkan sekitar 750 kilogram sampah plastik sekali pakai dan 10,5 kilogram sampah plastik dari kemasan minuman.

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup, kantong plastik ukuran 17×33 cm dengan berat 500 gram bisa mencapai 90 lembar. Itu berarti hanya butuh 900 lembar kantong plastik untuk menghasilkan 5 kilogram sampah, jumlah yang terbilang kecil dibandingkan kebutuhan plastik yang sangat besar selama Ramadan.

Deasy, yang juga Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Kerusakan Lingkungan Hidup, Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bolaang Mongondow, mengimbau masyarakat untuk mengurangi ketergantungan pada plastik sekali pakai dan beralih ke wadah yang bisa digunakan berulang kali.

“Sudah saatnya kita beralih menggunakan produk yang lebih ramah lingkungan,” tutupnya.

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, diharapkan kebiasaan membawa wadah sendiri saat membeli takjil dapat menjadi langkah kecil yang berdampak besar dalam mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah plastik.