TENTANGPUAN.com – Generasi Z dan Generasi Strawberry mungkin kerap disamakan, terutama karena keduanya sama-sama generasi muda yang tumbuh di era modern. Namun, karakteristik dan latar belakang keduanya cukup berbeda.
Perbedaan ini mempengaruhi cara mereka memandang dunia, menghadapi tantangan, dan menentukan nilai hidup. Berikut penjelasan mendalam tentang perbedaan antara Generasi Z dan Generasi Strawberry.
Generasi Z adalah kelompok yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Mereka adalah “digital natives,” generasi yang tumbuh dengan teknologi dan internet sebagai bagian dari keseharian.
Di sisi lain, Generasi Strawberry, istilah yang banyak digunakan di Taiwan, mengacu pada generasi yang lahir pada akhir 1970-an hingga 1990-an.
Dijuluki “Strawberry” karena mereka sering dianggap lebih sensitif, seperti buah stroberi yang mudah rusak jika terkena tekanan.
Generasi Strawberry hidup di masa sebelum teknologi digital merambah ke seluruh aspek kehidupan, dan mereka belajar menyesuaikan diri di era digital saat memasuki usia dewasa.
Dari segi teknologi, Generasi Z sangat paham dan mengandalkan teknologi digital. Media sosial dan internet adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka.
Bagi Generasi Strawberry, penggunaan teknologi memang sudah umum, namun tidak sedalam atau secepat Generasi Z. Mereka mengalami masa transisi dari analog ke digital, sehingga adaptasi mereka terhadap perkembangan teknologi tidak secepat generasi setelahnya.
Dalam hal pekerjaan, Generasi Z cenderung lebih mengutamakan fleksibilitas, keseimbangan hidup, dan kepuasan pribadi. Mereka tidak ragu untuk berpindah pekerjaan demi mencari makna dan pengembangan diri. Bagi Generasi Strawberry, etika kerja lebih bersifat tradisional; stabilitas kerja dan loyalitas terhadap perusahaan adalah nilai yang penting. Mereka lebih memilih untuk tetap pada satu pekerjaan dalam waktu lama jika memungkinkan, menghargai kepastian dalam karir mereka.
Pandangan terhadap tekanan dan tantangan juga mencerminkan perbedaan besar antara kedua generasi. Generasi Z sangat terbuka tentang isu kesehatan mental dan sering berbagi cerita serta perjuangan pribadi melalui media sosial. Mereka melihat kesehatan mental sebagai prioritas dan mencari bantuan ketika membutuhkannya.
Sebaliknya, Generasi Strawberry sering dianggap kurang tahan terhadap tekanan hidup yang berat, tumbuh di masa transisi ekonomi yang membuat mereka cenderung mengandalkan dukungan keluarga saat menghadapi kesulitan.
Nilai hidup keduanya pun berbeda. Generasi Z tumbuh dengan kepekaan sosial yang tinggi terhadap isu-isu seperti lingkungan, kesetaraan gender, dan keadilan. Mereka aktif berpartisipasi dalam gerakan sosial dan berani mempertanyakan struktur sosial yang dianggap tidak adil. Sementara itu, Generasi Strawberry lebih menghargai keharmonisan dan cenderung memegang teguh nilai-nilai tradisional yang diwariskan keluarga, walaupun terkadang kurang vokal dalam menyuarakan pendapat sosialnya.
Di dunia media sosial, Generasi Z menggunakan platform ini sebagai ruang untuk mengekspresikan diri, berjejaring, dan bahkan membangun personal branding. Media sosial adalah sarana yang penting bagi mereka dalam berbagai aspek kehidupan. Generasi Strawberry, sebaliknya, lebih pasif dan memanfaatkan media sosial untuk berhubungan dengan keluarga dan teman dekat atau sekadar mengetahui perkembangan dari orang-orang di sekitar.
Perbedaan karakteristik antara Generasi Z dan Generasi Strawberry ini tidak hanya mencerminkan respons terhadap perubahan zaman, tetapi juga cara mereka menghadapi tantangan, menentukan tujuan hidup, dan membangun interaksi sosial. Keduanya memiliki kekuatan dan keunikan tersendiri; Generasi Z dengan kesadaran sosial dan fleksibilitasnya, sementara Generasi Strawberry menjaga nilai-nilai stabilitas dan keseimbangan hidup.